Hitstat

08 February 2018

Matius - Minggu 19 Kamis

Pembacaan Alkitab: Mat. 13:24-27
Doa baca: “Lalu datanglah hamba-hamba pemilik ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Jadi dari manakah lalang itu?” (Mat. 13:27)


Ayat 25 mengatakan, “Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.” Orang dalam ayat ini adalah hamba-hamba (ayat 27), mengacu kepada hamba-hamba Tuhan, terutama para rasul. Ketika hamba-hamba Tuhan tidur dan tidak berjaga-jaga, musuh Tuhan, Iblis, datang dan menaburkan kaum beriman palsu di antara kaum beriman sejati.

Ayat 25 mengatakan bahwa musuh menaburkan lalang di antara gandum. Lalang adalah semacam rumput yang mirip gandum. Bijinya beracun dan dapat menyebabkan ngantuk, pusing, kejang, dan bahkan kematian. Tunas dan daun lalang menyerupai gandum. Sulit sekali membedakan gandum dari lalang sebelum keduanya menghasilkan buah. Buah gandum berwarna kuning emas, tetapi buah lalang berwarna hitam.

Dalam Perjanjian Lama, orang Israel yang sebelumnya berada di dalam Kerajaan Allah diumpamakan seperti pohon anggur yang tumbuh di kebun anggur (21:33-34), sedangkan dalam Perjanjian Baru, umat kerajaan yang berada di dalam Kerajaan Surga diumpamakan seperti gandum yang bertumbuh di ladang. Kebun anggur itu dipagari, dibatasi, dan hanya meliputi orang Yahudi, sedangkan ladang itu seluas dunia, terbuka, tidak terbatas, dan meliputi semua orang.

Perumpamaan ini menyingkapkan bahwa tidak lama setelah pendirian kerajaan oleh terbangunnya gereja, situasi Kerajaan Surga berubah. Kerajaan itu didirikan dengan anak-anak kerajaan yakni gandum. Tetapi anak-anak si jahat, lalang-lalang, bertumbuh mengubah situasi. Maka, terjadilah perbedaan antara Kerajaan Surga dengan penampilan lahiriah-Nya. Anak-anak kerajaan, gandum, membentuk kerajaan; sedangkan anak-anak si jahat, lalang-lalang telah membentuk penampilan lahiriah kerajaan yang hari ini disebut dunia kekristenan.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 37

No comments: