Pembacaan Alkitab: Mat. 13:24-27
Doa baca: “Lalu datanglah hamba-hamba pemilik ladang itu
kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang Tuan taburkan di ladang
Tuan? Jadi dari manakah lalang itu?” (Mat. 13:27)
Ayat 25
mengatakan, “Tetapi pada waktu semua
orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu,
lalu pergi.” Orang dalam ayat ini adalah hamba-hamba (ayat 27), mengacu
kepada hamba-hamba Tuhan, terutama para rasul. Ketika hamba-hamba Tuhan tidur
dan tidak berjaga-jaga, musuh Tuhan, Iblis, datang dan menaburkan kaum beriman
palsu di antara kaum beriman sejati.
Ayat 25
mengatakan bahwa musuh menaburkan lalang di antara gandum. Lalang adalah semacam
rumput yang mirip gandum. Bijinya beracun dan dapat menyebabkan ngantuk,
pusing, kejang, dan bahkan kematian. Tunas dan daun lalang menyerupai gandum.
Sulit sekali membedakan gandum dari lalang sebelum keduanya menghasilkan buah.
Buah gandum berwarna kuning emas, tetapi buah lalang berwarna hitam.
Dalam Perjanjian
Lama, orang Israel yang sebelumnya berada di dalam Kerajaan Allah diumpamakan
seperti pohon anggur yang tumbuh di kebun anggur (21:33-34), sedangkan dalam
Perjanjian Baru, umat kerajaan yang berada di dalam Kerajaan Surga diumpamakan
seperti gandum yang bertumbuh di ladang. Kebun anggur itu dipagari, dibatasi,
dan hanya meliputi orang Yahudi, sedangkan ladang itu seluas dunia, terbuka,
tidak terbatas, dan meliputi semua orang.
Perumpamaan ini
menyingkapkan bahwa tidak lama setelah pendirian kerajaan oleh terbangunnya
gereja, situasi Kerajaan Surga berubah. Kerajaan itu didirikan dengan anak-anak
kerajaan yakni gandum. Tetapi anak-anak si jahat, lalang-lalang, bertumbuh
mengubah situasi. Maka, terjadilah perbedaan antara Kerajaan Surga dengan
penampilan lahiriah-Nya. Anak-anak kerajaan, gandum, membentuk kerajaan;
sedangkan anak-anak si jahat, lalang-lalang telah membentuk penampilan lahiriah
kerajaan yang hari ini disebut dunia kekristenan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 37
No comments:
Post a Comment