Hitstat

12 February 2018

Matius - Minggu 20 Senin



Pembacaan Alkitab: Mat. 13:31-32
Doa baca: “Yesus menyampaikan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: ‘Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.”(Mat. 13:31)


Ayat 31 mengatakan, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.” Gandum dalam kedua perumpamaan pertama dan biji sesawi dalam perumpamaan ketiga di sini adalah untuk makanan. Ini menunjukkan bahwa umat kerajaan, unsur-unsur penyusun kerajaan dan gereja, seharusnya seperti tuaian yang menghasilkan makanan bagi kepuasan Allah dan manusia. Baik biji gandum maupun biji sesawi melambangkan Kristus sebagai makanan bagi kita dalam aspek yang berbeda. Dia adalah gandum dan sesawi untuk gizi kita.

Ayat 32 mengatakan bahwa setelah biji sesawi bertumbuh, “sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon.” Gereja, yang adalah perwujudan kerajaan, seharusnya seperti sayuran yang menghasilkan makanan. Namun, sifat dan fungsinya berubah sehingga gereja menjadi pohon, tempat bersarangnya burung-burung (ini berlawanan dengan hukum penciptaan Allah yang menetapkan setiap tanaman bertumbuh menurut jenisnya — Kej. 1:11-12).

Dalam ekonomi-Nya, kehendak Allah adalah agar anak-anak-Nya menjadi seperti gandum atau sesawi, semakin kecil, semakin lunak, akan semakin baik. Lagi pula, di dunia kita harus bersifat musiman seperti gandum dan sesawi, yang hidup di dunia tidak lebih dari semusim. Janganlah berakar tunggang di bumi untuk jangka waktu yang lama, sebab Tuhan menginginkan kita hanya sebagai musafir di bumi. Jika kita musiman seperti gandum dan sayuran, kita akan menghasilkan bahan makanan yang terbaik; gandum untuk membuat roti dan sesawi untuk pelengkap roti. Ini akan menghasilkan makanan lain yang lezat untuk gizi dan kepuasan manusia. Namun, musuh telah membuat sesawi menjadi pohon yang hidup sepanjang musim, yang tidak menghasilkan bahan makanan apa pun.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 38

No comments: