Hitstat

13 February 2018

Matius - Minggu 20 Selasa



Pembacaan Alkitab: Mat. 13:32-33; 1 Kor. 5:7-8
Doa baca: “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebagaimana kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita, yaitu Kristus, juga telah disembelih.” (1 Kor. 5:7)


Matius 13:33 berkata, “Ia menceritakan perumpamaan ini juga kepada mereka, ‘Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu sebanyak empat puluh liter (tiga sukat, Tl.) sampai mengembang seluruhnya.’” Ragi dalam Alkitab melambangkan hal-hal yang jahat (1 Kor. 5:6, 8) dan ajaran yang jahat (Mat. 16:6, 11-12). Gereja sebagai pelaksanaan Kerajaan Surga yang berisikan Kristus, tepung terigu yang halus dan tidak beragi, seharusnya adalah roti yang tidak beragi (1 Kor. 5:7).

Tepung untuk membuat kurban sajian (Im. 2:1), me­lambangkan Kristus sebagai makanan bagi Allah dan manusia. Tiga sukat adalah jumlah yang diperlukan untuk membuat satu porsi hidangan yang penuh (Kej. 18:6). Jadi, mencampurkan ragi ke dalam tiga sukat tepung melambangkan mengkhamirkan secara tersembunyi semua ajaran tentang Kristus. Inilah keadaan sebenarnya dalam aliran Kristen tertentu. Pengkhamiran ini mutlak bertentangan dengan Kitab Suci, yang dengan tegas melarang menaruh ragi ke dalam kurban sajian (Im. 2:4-5, 11).

Perumpamaan ragi mewahyukan masalah campur aduk. Tiga sukat tepung menunjukkan tepung halus yang dibuat dari biji gandum. Tepung yang halus ini selalu digunakan dalam kurban sajian, makanan untuk imam-imam Allah. Mereka yang melayani Allah sebagai imam diberi makan tepung halus dari kurban sajian. Kurban sajian bukan hanya untuk kepuasan imam Allah, melainkan juga untuk kepuasan Allah sendiri. Kurban sajian ialah lambang penuh Kristus dalam insani-Nya, sedang tepung yang halus menunjukkan Kristus sendiri. Fakta bahwa tiga sukat tepung itu telah diragi oleh perempuan menunjukkan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Kristus telah diragi oleh perempuan jahat ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 38

No comments: