Pembacaan
Alkitab: Mat. 13:41-46
Doa baca: “Pada waktu itulah
orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Mat. 13:43)
Dalam Matius 13, kita
dapat melihat keempat perumpamaan yang
pertama mewahyukan situasi umum kekristenan. Gandum menunjukkan kaum beriman
yang sejati; lalang melambangkan kaum beriman palsu; pohon yang besar mewakili
dunia kekristenan dengan organisasinya yang sangat besar, dan ragi yang
ditambahkan ke dalam tepung oleh perempuan menandakan doktrin-doktrin jahat dan
praktik-praktik kafir dari gereja yang murtad. Kita telah nampak bahwa dalam
Alkitab tepung yang baik menunjukkan Kristus sebagai makanan yang baik untuk
Allah dan umat-Nya. Ketika semua hal ini dibentangkan bersama, kita mendapat
suatu gambaran yang lengkap tentang dunia kekristenan.
Dalam sejarah selain kaum
beriman palsu, dunia kekristenan, gereja yang murtad, bidah dan praktek-praktik
kafir, serta Kristus sebagai makanan, terdapat pula para pemenang yang lebih
kukuh, sejati, berharga, dan mustika dalam pandangan Allah daripada gandum.
Dalam pandangan Allah pemenang-pemenang ini diibaratkan harta yang tersembunyi
di ladang dan mutiara yang berasal dari laut. Sejak abad pertama hingga
sekarang, di antara banyak orang Kristen sejati yang diwakili oleh gandum,
terdapat sejumlah kecil orang yang lebih kukuh seperti batu-batu permata yang
telah diubah di ladang.
Dalam pemulihan Tuhan
terdapat banyak orang beriman yang mengasihi Tuhan, yang telah melepaskan dunia
dan tidak hidup oleh hayat alamiah mereka. Sekalipun mereka adakalanya gagal,
tetapi mereka masih sering hidup di dalam roh, meluangkan waktu di hadirat
Tuhan, tinggal dalam kehendak Tuhan, dan bersatu dengan Dia secara riil. Mereka
yang seperti ini bukan hanya gandum, yang besar ukurannya dan berlimpah
jumlahnya, mereka pun merupakan batu-batu permata yang telah diubah, lebih
kecil dan sedikit, yang terpendam di bawah tanah. Tidak banyak orang dapat
nampak mereka, tetapi Tuhan nampak mereka.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 41
No comments:
Post a Comment