Pembacaan Alkitab: Mat. 26:12-30
Doa baca: “Akan
tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi
hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru,
bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku” (Mat. 26:29)
Dalam Matius 26:26, Tuhan
mengambil roti, memberkatinya (mengucap syukur), memecah-mecahkannya, dan
memberikannya kepada murid-murid sambil berkata, “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Roti meja (perjamuan) Tuhan
adalah lambang yang menandakan tubuh (jasmani) Tuhan yang dipecahkan bagi kita
di kayu salib untuk melepaskan hayat-Nya supaya kita dapat berbagian dalamnya.
Dengan berbagian dalam hayat ini kita menjadi tubuh Kristus yang mistikal.
Karena itu dengan mengambil bagian dalam roti ini, kita memiliki persekutuan
Tubuh Kristus (1 Kor. 10:16).
Roti di atas meja
pertama-tama melambangkan tubuh jasmani Tuhan yang disalibkan di atas salib.
Tetapi setelah kebangkitan-Nya, tubuh ini menjadi misterius, sebab diperbesar
ke dalam Tubuh-Nya yang misterius. Tubuh Tuhan yang misterius meliputi kita
semua. Sebab itu, ketika kita melihat roti di atas meja Tuhan, kita perlu
menyadari bahwa ini ialah lambang tubuh Tuhan yang jasmaniah dan tubuh-Nya yang
mistikal. Semua anggota Tubuh Kristus yang misterius terwakili dalam seketul
roti itu. Jadi pada meja-Nya kita tidak hanya menikmati Dia, tapi juga kaum
beriman.
Setelah menyebutkan roti,
Tuhan membicarakan perkara darah. Kita perlu ingat bahwa sebagai orang berdosa
kita mempunyai masalah dosa dan Tuhan mencucurkan darah-Nya untuk membersihkan
kita. Darah Tuhan menebus kita dari keadaan kita yang jatuh kembali kepada
Allah dan kepada berkat Allah. Darah-Nya menyusun suatu cawan keselamatan bagi
kita (Mzm. 116:13), cawan yang penuh meluap (Mzm. 23:5).
Dalam ayat 29, Tuhan
menjelaskan, bahwa sejak saat Ia mendirikan meja, Ia akan berada jauh dari
murid-murid secara jasmaniah dan tidak minum anggur bersama mereka hingga Ia
meminum anggur baru beserta mereka dalam Kerajaan Bapa, yaitu bagian surgawi
dari Kerajaan Seribu Tahun.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 68
No comments:
Post a Comment