Pembacaan
Alkitab: Yoh. 11:36-44
Doa
baca: “Mereka pun mengangkat batu
itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, "Bapa, Aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.” (Yoh. 11:41)
Kristus sebagai Hayat Kebangkitan
Dengan memperhatikan tanda-tanda ajaib dalam Injil
Yohanes, kita dapat menyadari bahwa mula-mula Tuhan datang kepada kita sebagai
hayat. Kategori pertama dari gangguan yang dialami-Nya adalah agama Yahudi, dan
kategori kedua adalah opini yang diajukan oleh mereka yang mengasihi-Nya. Di
luar gereja, agamalah yang mencegah Tuhan menjadi hayat. Tetapi di dalam
gereja, opini manusialah yang tak henti-hentinya menghalangi Dia untuk menjadi
hayat kita. Pengalaman terhadap Tuhan sebagai hayat kita dimulai dengan
kelahiran kembali dan mencapai puncaknya pada kebangkitan.
Tuhan Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup”
(Yoh. 11:25). Kebangkitan lebih unggul daripada hayat. Hayat hanya bisa
mempertahankan eksistensinya, tetapi kebangkitan dapat menahan segala macam
serangan, bahkan serangan kematian. Tuhan bukan hanya hayat, tetapi juga
kebangkitan. Hanya diri Tuhan sendirilah sebagai kebangkitan yang dapat
mengalahkan kematian. Karena Dia adalah kebangkitan, Dia dapat menghancurkan
kuasa kematian. Bahkan alam maut tidak dapat mengurung Tuhan kita dalam kubur.
Kita harus belajar bagaimana menerapkan hayat
kebangkitan ini hari demi hari. Kita tidak seharusnya hidup hanya berdasarkan
Tuhan sebagai hayat, tetapi juga harus menang oleh Tuhan sebagai kebangkitan.
Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengurung kita, karena kita memiliki Tuhan
sebagai hayat kebangkitan kita. Tak peduli tekanan dan persoalan apa pun yang
kita tanggung, kita tidak akan mati, karena kita mempunyai hayat kebangkitan.
Opini manusia selalu menjadi penghalang dalam hal
mengalami Tuhan sebagai hayat kebangkitan dalam gereja. Sebab itu, opini
manusia harus terlebih dulu disingkirkan, baru kita bisa memiliki hidup gereja.
Kita hanya menyerahkan seluruh perkara ke tangan Tuhan. Dengan demikian, kita
tidak akan pernah salah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 24
No comments:
Post a Comment