Pembacaan
Alkitab: Yoh. 13:12-17
Doa
baca: “Jadi jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu,
maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh. 13:14)
Saling Membasuh Kaki Antar Orang Beriman
Kita tidak saja perlu pembasuhan kaki yang dilakukan
langsung oleh Tuhan sendiri, tetapi juga perlu saling membasuh kaki. Kita harus
membasuh kaki seorang dengan yang lain melalui pelayanan pekerjaan Roh Kudus,
terang firman, dan pergerakan hayat yang di dalam.
Ketika Tuhan membasuh kaki murid-murid, Ia
menanggalkan jubah-Nya. Jubah melambangkan kebajikan dan atribut-Nya dalam
ekspresi-Nya. Demikian juga, bila kita hendak membasuh kaki orang lain, kita
perlu mengesampingkan pencapaian kita, kebajikan, dan atribut kita. Hari ini,
banyak orang yang sangat rohani, tetapi juga sombong. Mereka bangga atas
kerohanian mereka dan memandang rendah orang lain, mengira bahwa orang lain
belum pernah nampak visi surgawi atau mengenal sesuatu yang rohani. Inilah
kesombongan. Kalau kita bersikap sombong demikian, kita takkan dapat membantu
orang lain. Kita harus menanggalkan jubah kita, mengesampingkan semua tingkat
kerohanian, dan menjadi sederhana dan biasa.
Menanggalkan jubah kita dan merendahkan diri kita
untuk membasuh kaki orang lain bukanlah suatu perkara yang mudah. Seaindainya
seseorang menyakiti kita, kita selalu menganggap diri kita lebih tinggi
daripada orang itu. Di sinilah letak kesukarannya. Kita perlu menanggalkan
jubah kita, merendahkan taraf kita, dan turun dari takhta kita.
Kita tidak saja perlu menanggalkan jubah sukses kita,
kita juga perlu diikat dengan kain. Ini berarti kita harus diikat, kita harus
kehilangan kebebasan kita. Kaki dibasuh dengan air dan diusap oleh kain yang
Tuhan pakai untuk mengikat diri-Nya. Dengan kata lain, semakin kita mau diikat
untuk kepentingan orang lain, kita akan semakin dapat melayani orang lain, dan
membasuh kaki mereka. Inilah pembasuhan kaki secara rohani, yakni menanggalkan
sukses kita, diikat, dan kehilangan kebebasan kita. Dengan demikian, kita dapat
melayani saudara saudari.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 28
No comments:
Post a Comment