Pembacaan Alkitab: Yoh. 10:30-42
Doa baca: “Aku dan Bapa adalah satu.”
(Yoh. 10:30)
Kristus sebagai Segala Sesuatu
Hayat yang kekal adalah
untuk kehidupan kaum beriman. Tangan Bapa, yang dengannya Ia memilih di dalam
kasih-Nya menurut tujuan-Nya (Yoh. 17:23; 6:38-39), dan tangan Putra, yang
dengannya Ia menyelamatkan menurut anugerah-Nya, guna merampungkan kehendak
Bapa (1:14; 6:37), keduanya memiliki kekuatan pemeliharaan yang melindungi kaum
beriman. Hayat yang kekal tidak akan layu selama-lamanya, tangan Bapa dan Putra
selamanya tidak akan gagal. Itulah sebabnya kaum beriman teguh (terjamin) dan
tidak akan binasa selamanya. Ketika tangan Bapa dan tangan Putra memeluk kita,
Iblis tidak lagi memiliki daya apa-apa. Kita memiliki kehidupan yang ilahi dan
mahakuasa.
Yohanes 10:30 mengatakan,
“Aku dan Bapa adalah satu.” Di sini, Tuhan dengan jelas menegaskan
keilahian-Nya dan bahwa Dia adalah Allah. Akhirnya, banyak orang Yahudi
menganggap Yesus menghujat Allah. Mereka berusaha melindungi apa yang mereka
percaya namun sebenarnya mereka juga tidak percaya. Inilah yang membuat mereka
menganiaya Tuhan Yesus. Tuhan Yesus meninggalkan agama Yahudi dan mengambil
kedudukan yang baru bagi Perjanjian Baru. Kita pun bersama dengan-Nya dalam
kedudukan yang baru ini, berada di dalam padang rumput. Kedudukan yang baru
adalah Kristus sebagai segala sesuatu bagi umat Allah. Dalam Yohanes 10:41-42,
banyak orang datang kepada-Nya dan percaya kepada-Nya. Hal ini membuktikan
bahwa banyak orang mengikuti Dia seperti domba yang mengikuti gembala.
Yohanes 10 adalah kesimpulan
dari peristiwa orang buta yang disembuhkan. Sebelum Kristus datang, semua orang
pilihan Allah ada di dalam kandang. Kini, Kristus telah datang. Zaman dalam
kandang telah lewat. Kita harus meninggalkan kandang agar dapat datang kepada
Kristus. Ini saat bagi kita untuk menerima Kristus sebagai padang rumput dan
menikmati Dia sebagai segala sesuatu kita. Di mana ada padang rumput, ada
kebebasan, juga ada suplai hayat. Kita harus hidup di dalam-Nya dan mengambil
Dia sebagai segala sesuatu kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 22
No comments:
Post a Comment