Pembacaan
Alkitab: Yoh. 13:5-11
Doa
baca: “Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom dan
mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat
pada pinggang-Nya itu.” (Yoh. 13:5)
Pembasuhan Kaki demi Persekutuan
Orang Yahudi membasuh kaki mereka ketika datang ke
suatu perjamuan. Suatu perjamuan ialah pusat persekutuan. Pada saat itu, orang
Yahudi memakai sandal, dan karena jalan berdebu, kaki mereka mudah kotor. Tanpa
pembasuhan kaki, kotoran dan bau kotoran itu akan menganggu persekutuan,
sehingga mereka takkan mempunyai persekutuan yang menyenangkan. Karena Injil
Yohanes adalah kitab lambang, kita perlu melihat makna rohani dari pembasuhan
kaki. Makna pembasuhan kaki ialah demi persekutuan dengan Tuhan dan dengan satu
sama lain. Selama kita masih berada di bumi ini, Tuhan perlu membasuh dan
memelihara kita agar bersih dari cemar yang kita peroleh dari sentuhan kita
dengan dunia.
Cemar, menjadi kotor bukan berarti berdosa. Sering
kali kita tidak berdosa, tetapi kita kotor. Untuk perkara dosa kita perlu
pembasuhan darah, tetapi untuk perkara yang kotor dan bukan dosa, kita perlu pembasuhan
rohaniah. Kita perlu pembasuhan oleh Roh Kudus, firman hidup, dan hayat yang di
dalam. Contoh menjadi kotor adalah sedikit tidak senang terhadap suami atau
istri, menyinggung perasaan saudara saudari tanpa disadari. Ini bukanlah dosa,
karena kita tidak saling mengkritik atau bertengkar. Tetapi sedikit kecemaran
ini membuat persekutuan kita menjadi lembam. Kita perlu dibasuh.
Cara untuk menerima pembasuhan rohani adalah perlu
mengerluarkan sejangka waktu untuk berada di hadirat Tuhan, menetap di hadirat
Tuhan, hingga Tuhan akan datang dan membasuh Anda oleh pekerjaan Roh Kudus,
oleh sorotan firman, dan oleh pergerakan hayat di dalam. Alhasil, kita akan
menjadi bersih lagi. Roh kita akan ditinggikan dan seluruh insan kita akan
begitu indah dan menyenangkan di hadirat Tuhan. Inilah pembasuhan dengan air
hidup di hadirat Tuhan, yang adalah tindakan untuk mempertahankan persekutuan
dalam hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 27
No comments:
Post a Comment