Pembacaan
Alkitab: Yoh. 13:18-38
Doa
baca: “Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, 'Sekarang Anak
Manusia dimuliakan dan Allah dimuliakan di dalam Dia.” (Yoh. 13:31)
Kebangkitan-Nya Membebaskan Unsur Ilahi
Sekalipun pembasuhan kaki adalah untuk persekutuan
dalam hayat, tetapi tidak demikian dengan Yudas. Ia dibasuh, namun ia tak
pernah di dalam persekutuan, sebab ia seorang murid yang palsu (Yoh.
13:18-31a). Sejak awal ia tidak dalam persekutuan dengan Tuhan, dan ia tak
pernah berada di dalamnya, sekalipun ia dibasuh berkali-kali (Yoh. 13:10-11).
Ini memperingatkan kita bahwa pembasuhan kaki yang riil hanyalah bagi orang
yang murni dalam persekutuan dengan Tuhan.
Setelah pembasuhan kaki, Tuhan akan menerima kematian.
Karena itu, Ia berkata, “Sekarang Anak
Manusia dimuliakan” (Yoh. 13:31). Bagi-Nya, dimuliakan adalah membebaskan
unsur ilahi-Nya dari dalam insani-Nya melalui kematian dan kebangkitan. Di sini
Tuhan juga berkata, “Allah dimuliakan di
dalam Dia” (Yoh. 13:31). Ini berarti Allah Bapa dimuliakan di dalam
kemuliaan Anak, yaitu unsur ilahi-Nya dibebaskan dalam Anak. Allah Bapa
dimuliakan di dalam Anak secara demikian, dan Ia pun akan memuliakan Anak dalam
diri-Nya dan Ia akan segera melakukannya (Yoh. 13:32).
Pada saat itu, Tuhan sudah siap untuk menderita
kematian di salib, tetapi murid-murid-Nya belum diperlengkapi untuk mengikuti
Dia dalam penderitaan-Nya. Karena itu, Tuhan berkata kepada Petrus bahwa ia tak
dapat mengikuti Dia sekarang ini (Yoh. 13:36-37), karena Petrus belum menerima
hayat kebangkitan. Petrus mau tinggal di dalam persekutuan dengan Tuhan, tetapi
ketika Tuhan sedang dihakimi, Petrus menyangkal Tuhan tiga kali dan gagal.
Petrus tidak memiliki kekuatan untuk tinggal di dalam persekutuan karena
sebelum kebangkitan, hayat kebangkitan-Nya belum disalurkan ke dalamnya.
Setelah Ia menyalurkan diri-Nya sebagai hayat kebangkitan, barulah Petrus dapat
mengikuti-Nya (Yoh. 13:36; 21:18-19). Untuk berada dalam persekutuan Tuhan yang
dipertahankan oleh pembasuhan kaki, kita memerlukan kekuatan hayat kebangkitan,
bukan berdasar manusia alamiah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 28
No comments:
Post a Comment