Hitstat

22 August 2020

Kisah Para Rasul - Minggu 15 Sabtu

 

Pembacaan Alkitab: Kis.10:1-33

Kidung #653

 

 

Peralihan Zaman 

 

 

Doa baca: “Ia berkata kepada mereka, ‘Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul atau berkunjung kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku bahwa aku tidak boleh menyebut seorang pun najis atau haram.’” (Kis. 10:28)

 

 

Dalam Kisah Para Rasul 10 kita melihat satu perkara penting yang berhubungan dengan ekonomi Allah—perlunya suatu peralihan zaman. Perampungan ekonomi Allah adalah penyaluran diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya, supaya Dia dapat dibaurkan seluruhnya dengan keinsanian untuk membangun satu tempat kediaman kekal bagi-Nya dan bagi umat pilihan-Nya, sehingga Dia dapat memiliki satu ekspresi yang sempurna dari diri-Nya sendiri dalam kekekalan. Dalam merampungkan ekonomi-Nya Allah memakai orang Yahudi bagi peralihan ini, tetapi di pihak lain, Yudaisme menjadi penghalang paling kuat bagi peralihan ini. Bahkan orang-orang pilihan Tuhan seperti Petrus, Yohanes, dan Yakobus tidak jelas mengenai perlunya peralihan, dibuktikan dari jawaban Petrus atas penglihatan kain lebar yang turun dari langit.

 

Tetapi dalam 10:17-33 kita memiliki catatan kunjungan Petrus ke rumah Kornelius di Kaisarea. Kornelius mengirim tiga orang utusan ke rumah Petrus. Petrus mempersilahkan orang-orang itu bermalam bersamanya. Setelah itu keesokannya mereka sampai di rumah Kornelius, Kornelius mengumpulkan sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya untuk mendengarkan Injil. Dalam kasus yang strategis ini, Petrus tidak bertindak sendirian, tetapi berdasarkan prinsip Tubuh Kristus, bergerak bersama beberapa saudara supaya mereka dapat bersaksi bagaimana Allah memperlakukan orang bukan Yahudi, yaitu melalui Petrus memecahkan tradisi dan kebiasaan Yahudi memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi (11:12). Akhirnya Petrus mengerti arti visi yang dilihatnya yaitu binatang-binatang dalam kain lebar itu mewakili manusia. Puji Tuhan inilah peralihan zaman ekonomi Allah, tidak ada lagi perbedaan.

 

 

Sumber: Pelajaran-Hayat Kisah Para Rasul, Buku 2, Berita 29

No comments: