Hitstat

03 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 1 Kamis

Penyembahan Terhadap Allah
Wahyu 4:8b
“Dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.”

Dalam 4:8, kata “kudus” diucapkan tiga kali, seperti dalam Yesaya 6:3, menyiratkan bahwa Allah itu tritunggal.
Dalam 4:9, keempat makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat, dan ucapan syukur. Jadi, dalam penyembahan keempat makhluk hidup itu terkandung ucapan syukur. Hal ini sudah selayaknya karena mereka adalah kaum tertebus, mereka mengucapkan syukur atas anugerah penebusan Allah.
Sebagai umat yang tertebus, sudah cukupkah kita memuji dan mempersembahkan ucapan syukur kepada Tuhan? Kapankah saat terakhir kita bersyukur atas semua yang telah Dia kerjakan dalam hidup kita? Ataukah mulut kita telah penuh dengan gosip, gerutu, dan bukan ucapan syukur?
Dalam ayat 11, kedua puluh empat tua-tua itu berkata, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan karena kehendak-Mu, semuanya itu ada dan diciptakan.”
Dalam penyembahan kedua puluh empat tua-tua itu, mereka menyinggung mengenai kuasa Allah, karena mereka bukan makhluk ciptaan yang ditebus. Mereka bersandarkan kekuatan Allah mengatur alam semesta; itulah sebabnya mereka mengapresiasi kekuatan (kuasa) Allah. Mereka tidak iri kepada manusia, malahan pujian mereka adalah respons atas pujian keempat makhluk itu.

Gulungan Kitab
Why. 4:11; 5:1

Banyak orang memahami penciptaan Allah, tetapi berapa banyak yang memahami tujuan Allah di balik penciptaan-Nya? Allah adalah Allah yang mempunyai tujuan, kehendak. Sesuai dengan kehendak-Nya, Dia telah menciptakan segala sesuatu, untuk menggenapkan dan merampungkan tujuan-Nya. Hal ini tersirat dalam puji-pujian kedua puluh empat tua-tua itu, “Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan karena kehendak-Mu, semuanya itu ada dan diciptakan.”
Puji-pujian para tua-tua malaikat merupakan suatu kata pengantar dari keseluruhan isi kitab ini, yang menunjukkan kehendak dan tujuan penciptaan Allah, yaitu mendapatkan tempat kediaman yang kekal untuk kepuasan dan ekspresi Allah, yaitu kota suci, Yerusalem Baru. Tetapi, semuanya itu merupakan rahasia yang tersembunyi dalam gulungan kitab di tangan Allah.
Wahyu 5:1 mengatakan, “Lalu aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.” Allah sang Pemberi-hidup (Pemberi-hayat) dan sang Penebus ini memiliki satu rahasia yang dipegang di tangan kanan-Nya. Rahasia ini menyangkut nasib alam semesta dan itu dimeterai dengan tujuh meterai.
Ketujuh meterai yang memeteraikan gulungan kitab ini sesungguhnya adalah isi gulungan kitab ini, juga isi Kitab Wahyu. Gulungan kitab ini pasti perjanjian yang baru, surat kuasa terbesar dalam alam semesta yang disahkan dengan darah Anak Domba, untuk menebus gereja, bani Israel, dunia, dan alam semesta. Ia mencantumkan pemikiran Allah terhadap gereja, bani Israel, dunia, dan alam semesta.
Melalui kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus, Ia telah memuaskan semua tuntutan Allah. Karena itu, Ia layak membukakan rahasia itu, mewahyukannya kepada Yohanes, dan menyuruhnya menuliskannya. Haleluya! Ini bukan lagi rahasia! Sungguh suatu perkara yang besar. Saudara saudari, ketika membaca Kitab Wahyu, kita perlu menyadari bahwa kita sedang membaca isi gulungan kitab yang telah dibuka oleh Kristus yang naik ke sorga. Kini kita boleh mengetahui tujuan dan kehendak Allah.

Penerapan:
“Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel” (Mzm. 22:4). Marilah kita dirikan kehidupan yang selalu dipenuhi pujian-pujian kepada Allah kita. Kita boleh memuji keindahan, kemustikaan persona Tuhan, juga karya yang telah Dia rampungkan bagi kita, atau operasi pekerjaan-Nya di dalam hati kita (Ef. 3:16-17,
Flp. 2:13).

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, hanya Engkau yang patut terima segala pujian dan hormat. Oh Tuhan Yesus, celikkan mata kami, hingga kami tahu bagaimana bersyukur, karena Engkau telah menebus kami yang tidak layak ini hingga berbagian dalam kemuliaan-Mu. Oh Tuhan, terima kasih untuk semua karya-Mu yang luar biasa ini.

No comments: