Hitstat

12 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 2 Sabtu

Allah Membentangkan Kemah-Nya di Atas Mereka
Wahyu 7:15
“Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya
di atas mereka.”

Kumpulan besar orang banyak yang telah tertebus ini akan melayani Allah siang dan malam.
Mereka akan menikmati Allah dan pemeliharaan-Nya. Ia akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka, berarti Allah akan membuat umat tebusan-Nya diam bersama-sama dengan-Nya. Dalam pengertian yang sangat positif, Allah malah akan menjadi tempat kediaman kita, kemah kita.
Kristus ialah kemah Allah (Yoh. 1:14 TL.). Yerusalem Baru sebagai perluasan akhir Kristus akan menjadi kemah kekal Allah (21:2-3), dimana semua orang yang tertebus akan selamanya tinggal bersama Allah dan menikmati Allah.

Allah Akan Menghapus Segala Air Mata Kita
Why. 7:16-17

Ayat 16-17,“Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembala-kan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Why 7:15-17, sama seperti Why. 21:3-4 dan Why. 22:3-5, yaitu gambaran kekekalan.
Di sini kita nampak bahwa Anak Domba akan menggembalakan mereka dan menuntun mereka ke mata air kehidupan (hayat). Di bawah penggembalaan Kristus, “takkan kekurangan aku” (Mzm. 23:1).
Istilah “mata air” di sini, dalam bahasa aslinya berbentuk jamak. Dalam kekekalan, mata air hayat itu berlimpah-limpah dan sanggup memuaskan segala dahaga kita sampai selamanya. Haleluya, betapa baiknya hal ini!
Ayat 17, “Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Air mata adalah tanda ketidakpuasan. Dalam kekekalan, Anak Domba akan menyuplai mereka dengan air hayat sampai puas, maka mereka tidak akan menangis lagi. Air hayat akan disuplaikan, dan air mata akan dihapus. Di sana tidak akan ada air mata, kelaparan, atau dahaga.
Karena itu, saudara saudari marilah kita bertekun menempuh jalan Tuhan, seperti kidung yang ditulis M.E. Barber di bawah ini:

Tak berapa ja-uh lagi, lerai penat dan pedih;Tia-da dosa, tia-da getir, tangis, sedih terhenti.Dengar su-a-ra-Nya manis,"Maju, janganlah jeri!Sebelum fajar menyingsing, mungkin sudah berakhir."

Penerapan:
Pernahkah kita mengalami Dia sebagai sang Imanuel? Dia bukan hanya Allah, tetapi Allah yang menyertai kita. Saat ini pun, setiap kali kita berkumpul dalam nama-Nya, Ia menyertai kita. Ia akan menyertai kita sampai akhir jaman. Kita tidak perlu khawatir terhadap apa pun. Dialah Imanuel.

Pokok Doa:Oh, Tuhan, terima kasih karena Engkau begitu damba membentangkan kemah-Mu di atas kami. Kami boleh menikmati Engkau dan pemeliharaan-Mu. Tuhan Yesus, kami serahkan hidup kami saat ini, buatlah kami juga terus berlatih menikmati Engkau dan pemeliharaan-Mu senantiasa. Jangan biarkan kami mengandalkan kekuatan kami.

No comments: