Hitstat

17 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 3 Kamis

Celaka Celaka Celakalah
Wahyu 8:13
“Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: ‘Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya’.”

“Celaka, celaka, celakalah …” karena kesusahan besar segera dimulai. Dibukanya meterai keenam menimbulkan malapetaka yang adikodrati, tetapi keempat sangkakala yang pertama merupakan penghakiman yang lebih mengerikan atas bumi, laut, sungai-sungai, dan benda-benda langit. Walaupun penghakiman itu sangatlah hebat dan berat, namun belum melukai manusia secara langsung. Semua itu hanyalah suatu peringatan bagi manusia. Tetapi, pada saat sangkakala kelima ditiup, manusia akan mengalami siksaan langsung yang dahsyat.
Wahyu 9:1 mengatakan, “Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.” Bintang di sini mengacu kepada Iblis (Satan), yang akan dicampakkan dari langit ke bumi.
Dalam Ayub 38:7 dan Wahyu 12:4, malaikat diumpamakan sebagai bintang. Sebagai penghulu malaikat, Iblis asalnya ialah bintang yang gilang gemilang (Yes. 14:12). Dalam Lukas 10:18 dia sudah dihakimi. Di sini, dalam Wahyu 9:1 ini, dan dalam Wahyu 12:9-10, adalah pelaksanaan penghakiman itu.
Ketika Iblis dilemparkan dari sorga ke bumi, kunci jurang maut akan diberikan kepadanya sehingga ia bisa membuka jurang maut dan melepaskan belalang-belalang yang kerasukan setan untuk menyiksa manusia selama lima bulan. Inilah celaka yang pertama. Celaka ini sungguh dahsyat.

Belalang-Belalang
Why. 9:3-10

Wahyu 9:3, “Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi ….” Belalang-belalang ini pasti dirasuk oleh setan, sebab mereka muncul dari asap yang keluar dari jurang maut yaitu tempat tinggal setan-setan (ay. 2).
Ayat 4, “Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.” Hanya mereka yang menerima pemeteraian Allah yang akan terhindar dari celaka ini (7:3-8).
Ayat 7 mengatakan, “Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia.” Belalang-belalang ini seperti satu pasukan, dipersiapkan untuk berperang, mirip dengan belalang-belalang yang tercantum dalam Kitab Yoel 1:6; 2:4-5, 25.
Rambutnya seperti rambut perempuan, dan gigi mereka seperti gigi singa (ay. 8). Mereka mempunyai baju zirah, seperti baju zirah dari besi, dan “bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan” (ay. 9). Ini menunjukkan bahwa manusia akan berusaha sekuat tenaga untuk berperang melawan mereka.
Ayat 10 mengatakan, “Ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya.” Dalam Alkitab, kalajengking menunjukkan setan, roh-roh jahat yang mengikuti Iblis. Kita, kaum beriman di dalam Kristus, telah mengalahkan kalajengking, para pelayan Iblis yang jahat (Luk. 10:19).
Ayat 10 juga mengatakan bahwa “di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia selama lima bulan.” Siksaan itu sungguh dahsyat sehingga “pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka” (ay. 6). Gempa bumi dan menghitamnya matahari tidak bisa dibandingkan dengan perkara ini. Inilah celaka pertama dari ketiga celaka yang diumumkan oleh burung nasar dari tengah-tengah langit dalam 8:13.

Penerapan:
Kasih Tuhan begitu besar, kesabaran-Nya luar biasa. Ia selalu memberi kesempatan agar kita bertobat. Marilah kita benahi sikap kita terhadap saudara saudari kita. Bagaimana pun kondisi mereka, kita perlu terus menaruh harapan, tidak putus asa mendoakan mereka, karena Tuhan juga masih memberi kesempatan kepada mereka.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau terus memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Bahkan keempat sangkakala yang pertama pun belum menjamah manusia. Oh Tuhan, jangan biarkan kami tegar tengkuk dan bebal. Tuhan Yesus, lunakkan hati kami agar kami selalu bertobat.

No comments: