Hitstat

21 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 4 Senin

Muka-Nya Sama Seperti Matahari
Wahyu 10:1
“Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.”

Yohanes melihat seorang Malaikat lain, yang mengacu kepada Kristus, “turun dari surga” (10:1). Ia berselubungkan awan, bukan mengendarai awan seperti yang tercantum dalam 14:14 dan dalam Matius 24:30; 26:64. Ini berarti mengacu kepada kedatangan Tuhan secara rahasia seperti yang dikatakan dalam Wahyu 16:15, “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
Menjelang akhir kesusahan besar, masih banyak kaum beriman yang tertinggal di bumi, mereka menderita aniaya yang luar biasa. Bagi mereka, penampakan diri Tuhan saat Dia datang kembali, masih tetap seperti kedatangan pencuri, yaitu pada waktu yang tidak diketahui oleh mereka.
Walaupun kedatangan Tuhan di sini masih secara rahasia, tetapi Ia tidak lagi seperti bintang timur yang muncul pada pagi-pagi buta sebelum fajar merekah (2:28). Kini, “mukanya sama seperti matahari”. Jika kita melihat-Nya seperti itu, berarti sudah terlambat. Penampakan Tuhan sebagai bintang timur hanyalah untuk para pemenang, yaitu mereka yang berjaga-jaga dan yang terangkat sebelum kesusahan besar.
Kristus memiliki sebuah “pelangi di atas kepala-Nya”. Di sini pelangi menyatakan, ketika Kristus menghakimi bumi dan dalam kedatangan-Nya untuk mengambil alih bumi, Ia akan berpegang pada janji yang dibuat antara Allah dengan Nuh mengenai bumi (Kej. 9:8-17).

Tidak Akan Ada Penundaan Lagi
Why. 10:1-6

Dalam Wahyu 10:2 dan 8, Kristus, “dalam tangan-Nya Ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka”. “Gulungan kitab kecil” ini adalah bagian dari gulungan kitab yang disebutkan dalam Wahyu 5:1, yang telah terbuka karena seluruh meterainya telah dilepaskan.
“Ia menginjakkan kaki kanan-Nya di atas laut dan kaki kiri-Nya di atas bumi” (ay. 2). Meskipun bumi dan laut telah dirampas oleh musuh, dan meskipun Kristus telah bersabar selama berabad-abad, pada suatu hari kelak, Ia tidak akan bersabar lagi. Ia akan datang dan menuntut milik pusaka-Nya yang sah, seperti yang pernah Ia beritahukan kepada umat-Nya bahwa mereka akan memiliki setiap bagian dari tanah yang akan mereka injak (Ul. 11:24; Yos. 1:3; Mzm. 8:7-9).
Ayat 3 mengatakan bahwa Kristus “berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.” Auman singa seperti murka raja (Ams. 19:12; 20:2). Ini menunjukkan bahwa Kristus, Raja seluruh bumi, telah dibuat marah. Ia tidak lagi berbicara seperti anak domba.
Ketika Kristus berseru dengan suara nyaring, “ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.” Ini adalah pernyataan terakhir seluruh murka Allah. Ayat 4 mengatakan, “Dan sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku mendengar suatu suara dari sorga berkata: ‘Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!’ Ini berarti saat ini kita belum bisa mengetahui apa yang dikatakan ketujuh guruh itu.
Ayat 5-6 mengatakan, “Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: ‘Tidak akan ada penundaan lagi!’” Setelah sangkakala keenam, Allah akan segera menghakimi bumi, tidak ada waktu lagi untuk toleransi. Karena itu, sangkakala ketujuh adalah penghakiman Allah yang paling serius.

Penerapan:
Kita harus damba melihat Tuhan datang sebagai bintang Timur. Karena itu, jangan biarkan
diri kita hanyut dalam arus dunia, yang melupakan penghakiman-Nya. Mari kita perhatikan tingkah laku sehari-hari kita, sudahkah hari demi hari kita diubah oleh-Nya?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, jagalah terus kami agar damba melihat Engkau sebagai bintang timur. Jangan biarkan kami terjerat dalam dunia sehingga tidak berjaga-jaga. Oh, Tuhanku, kami persembahkan hati kami agar tetap murni dan semakin mengasihi-Mu. Dapatkan sisa umur kami, ubah diri agar kami tidak menjadi malu pada saat itu.

No comments: