Hitstat

23 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 4 Rabu

Manis Di Mulut, Pahit Di Perut
Wahyu 10:10
“Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.”

Seperti halnya gulungan kitab dibagi dalam dua bagian (gulungan kitab dalam 5:1 dan gulungan kitab kecil dalam 10:2), demikian juga nubuat dalam kitab ini dibagi dalam dua bagian, karena Yohanes disuruh bernubuat lagi seperti yang dikatakan ayat 11, “Maka ia berkata kepadaku: ‘Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.’” Bagian pertama dimulai dari meterai pertama hingga peniupan sangkakala ketujuh (pasal 6-10), dan selanjutnya bagian kedua dari sangkakala ketujuh hingga langit dan bumi baru (pasal 11-22). Yohanes sudah bernubuat pada bagian yang pertama. Sekarang ia harus bernubuat lagi, bernubuat dalam bagian yang kedua dari kitab ini.
Gulungan kitab itu manis di mulut tetapi pahit di perut, karena isi gulungan kitab itu tidak hanya meliputi hal-hal yang positif seperti: penggenapan rahasia, kerajaan, langit baru dan bumi baru; tetapi juga tujuh cawan murka Allah. Namun, pada akhirnya tidak ada lagi kepahitan, yang ada hanyalah kemanisan yang kekal. Pengalaman kita pun sama.
Kita menerima wahyu ilahi dengan jalan memakannya, pada saat kita memakannya terasa manis, tetapi pada saat mencernanya, yaitu pada saat kita mengalaminya, menjadi pahit. Namun akhirnya, tidak ada lagi air mata yang mengalir dari mata kita, karena kita hanya menikmati air dari “mata air hayat” (7:17). Puji Tuhan! Karena akhirnya tidak ada lagi kepahitan, yang ada hanyalah kemanisan yang kekal.

Bait Allah Diukur & Kedua Saksi
Why. 11:1-12

Dalam Wahyu 11:1, Rasul Yohanes disuruh mengukur Bait Suci Allah dan mezbahnya. Tidak diragukan, ini adalah bait dan mezbah yang di surga. Pengukuran ini menunjukkan bahwa surga terlindung dari segala kerusakan dan kebinasaan. Sementara Bait Allah di surga diukur, “pelataran Bait Suci yang di sebelah luar” akan “dikecualikan” (ay. 2) “karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan”. Hal ini mengacu kepada Bait Suci yang bumiah, Yerusalem yang bumiah.
Dari pihak antikristus, kelihatannya dialah yang merampas kendali atas Yerusalem, namun dari pihak Allah, Allahlah yang akan memberikan Yerusalem kepadanya. Saat itu adalah masa dimulainya kesusahan besar untuk menguji semua orang yang tinggal di bumi (3:10). Antikristus akan melanggar perjanjian yang dibuatnya dengan bangsa Israel (Dan. 9:27), dan ia akan menghujat Allah serta menganiaya dan memaksa bangsa Yahudi untuk berhenti menyembah Allah (Why. 13:5-7; Dan. 7:21, 25; 8:11-12; 12:7). Kemudian, ia akan menghujat Allah dan menganiaya umat Allah selama tiga setengah tahun.
Wahyu 11:3, “Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” Kedua saksi tersebut mengacu kepada Musa, yang mengubah air menjadi darah dan mengacu kepada Elia, yang memanggil api dari surga (11:5-6). Musa mewakili Hukum Taurat dan Elia mewakili para nabi. Perjanjian Lama disebut “Hukum Taurat dan kitab para nabi” (Luk. 16:16). Selama berabad-abad, hukum Taurat dan nabi-nabi adalah saksi Allah di bumi. Dan pada masa kesusahan besar pun, kedua saksi itu masih tetap bersaksi bagi Allah.
Kedua saksi ini juga adalah dua pohon zaitun, dua kaki pelita, dan dua putra minyak yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam (ay. 4; Za. 4:3, 11-12, 14). Dalam zaman gereja, gereja-gereja adalah kaki pelita untuk kesaksian Allah (1:20), tetapi dalam tiga setengah tahun yang terakhir dari zaman ini, kedua saksi ini akan menjadi kaki pelita untuk kesaksian Allah.

Penerapan:
Yeremia 15:16a, “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku.” Inilah cara memakan wahyu ilahi, yaitu dengan menikmati firman-Nya. Marilah kita membaca firman disertai berdoa dengan menggunakan kata, frase, atau kalimat dalam firman itu.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih kepada-Mu karena Engkau telah mewahyukan begitu banyak hal kepada kami. Jadikan kami juga pelaku firman, ya Tuhan, walaupun akan terasa pahit di perut. Layakkanlah kami Tuhan, agar kami boleh mengalami setiap wahyu yang Kauberikan.

No comments: