Hitstat

05 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 1 Sabtu

Dia Layak Mendapatkan Pujian
Wahyu 5:13
“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’”

Ayat 8, “Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.” Kecapi adalah untuk memuji dan cawan yang penuh dengan kemenyan adalah untuk mempersembahkan doa. Tujuan dari doa orang-orang kudus adalah kedatangan Tuhan kali kedua.
Ayat 9 mengatakan, “Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya, ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan umat dan bangsa.” Nyanyian di sini adalah nyanyian baru, sebab Anak Domba yang mereka puji baru saja disembelih. Nyanyian baru ini memuji Anak Domba yang layak.
Berbicara tentang mereka yang telah dibeli bagi Allah dengan darah Anak Domba, kedua puluh empat tua-tua dalam ayat 10 menyanyikan, “Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.” Kata “mereka” dalam ayat ini membuktikan bahwa tua-tua yang memuji ini bukanlah tua-tua gereja, melainkan tua-tua malaikat. Kerajaan adalah untuk jabatan raja, guna melaksanakan kekuasaan Allah; imam-imam adalah untuk tugas keimaman, guna merampungkan ministri ilahi.

Pujian Bagi-Nya
Why. 4-5

Kidung ini ditulis oleh J.N. Darby (1800-1882), seorang pelopor dari “The Brethren” di Inggris. Seumur hidupnya, ia memilih miskin dan merendahkan diri. Ia menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman. Sampai sekarang, terjemahannya tetap diakui sebagai salah satu terjemahan yang terbaik.
Awalnya, kidung ini ada 33 bait, tetapi kemudian oleh beberapa saudara telah diringkas. Suasana kidung ini sungguh agung dan luas. Wahyu 4 dan 5 menjadi latar belakangnya. Kidung ini mengisahkan keadaan Anak Domba yang telah bangkit dari kematian, naik ke sorga, dan duduk di atas takhta.

Dengar suara menggelegar,
Junjung tinggi Sang Domba;
Laksa-an saleh beresonan,
Harmonis pun tak hingga.

Tiap penjuru puji Domba,
Genap surga Bergita;
Semua mulut nyanyi riang,
Penuh luap pujian.

Wangi syukur p’ri ukupan,Membubung pada Bapa;
Semua mulut sembah Putra,
Memujilah serempak.

No comments: