Hitstat

10 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 2 Kamis

Orang Israel Pilihan Dipelihara Di Bumi (1)
Wahyu 7:1
“Kemudian daripada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.”

Pasal 7 bukanlah lanjutan pasal 6. Pasal 8 barulah lanjutan pasal 6. Pasal 7 merupakan sisipan, yaitu sisipan antara meterai keenam (6:12-17) dan meterai ketujuh (8:1). Sisipan ini menunjukkan bagaimana Allah memelihara umat-Nya ketika Ia akan melaksanakan penghakiman atas bumi.
Pembukaan meterai ketujuh akan mendatangkan ketujuh sangkakala. Sangkakala pertama merusakkan bumi dan pepohonan (8:7), sangkakala kedua merusakkan laut (8:8-9), sangkakala ketiga merusak sungai-sungai (8:10-11), dan sangkakala keempat merusakkan benda-benda langit (8:12). Sangkakala kelima akan menyiksa manusia secara langsung (9:4). Sebelum semua ini dilaksanakan, Allah akan akan melindungi dua kelompok umat-Nya — bangsa Israel dan kaum saleh tebusan-Nya. Allah akan memeteraikan orang-orang Israel pilihan-Nya dan melindungi mereka dari malapetaka yang adikodrati yang ditimbulkan oleh sangkakala-sangkakala itu. Meterai itu akan menjadi tanda pengenal terhadap para malaikat yang diutus untuk menghakimi bumi.
Allah tahu bahwa di antara orang-orang Yahudi yang tidak percaya, ada sebagian orang yang setia, dan sebelum Ia menghakimi bumi dengan malapetaka yang adikodrati, Ia akan memeteraikan mereka.Dalam 7:4-8 kita nampak Allah memeteraikan seratus empat puluh empat ribu orang “dari semua suku keturunan Israel”, dari setiap suku dimeteraikan dua belas ribu orang.

Orang Israel Pilihan Dipelihara Di Bumi (2)
Why. 7:1-8

Wahyu 7:1 mengatakan, “Kemudian daripada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.” Karena itu bumi menjadi tenang, laut tidak berombak, dan pohon-pohon menjadi diam. Allah melakukan semua ini untuk memeterai orang-orang yang ingin dilindungi-Nya. Angin di sini adalah untuk penghakiman Allah (Yun. 1:4; Yes. 11:15; Yer. 22:22; 49:36; 51:2).
Ayat berikutnya mengatakan, “Lalu aku melihat seorang malaikat lain ….” “Malaikat lain” di sini sama dengan yang disebutkan dalam 8:3; 10:1; dan 18:1; mengacu kepada Kristus. Kata “lain” menunjukkan bahwa Kristus bukan malaikat biasa, melainkan malaikat khusus yang diutus oleh Allah. Selain Tuhan Yesus, siapa yang bisa memiliki otoritas ini? Siapa lagi yang bisa memiliki kemuliaan ini? Dalam Perjanjian Lama, Kristus disebut Malaikat TUHAN; Malaikat ini adalah Allah sendiri (Kej. 22:11-12; Kel. 3:2-6; Hak. 6:11-24; Za. 1:11-12; 2:8-11; 3:1-7). Dalam Perjanjian Baru, Ia sekali lagi disebut sebagai Malaikat.
“… seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup.…” Meterai ini pasti diletakkan ke tangan orang yang paling dekat dengan Allah. Tuhan Yesus adalah manusia yang unik di samping Allah. Firaun meletakkan meterai ke tangan Yusuf (Kej. 41:42); demikian juga Allah meletakkan meterai ke dalam tangan Tuhan Yesus.
“… ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut.” Dari sini kita dapat melihat bahwa semua kejadian yang akan terjadi di bumi di mulai dari Allah. Jika Allah tidak memberikan otoritas, keempat malaikat tidak dapat berbuat apa-apa.
Catatan: Dari kedua belas suku yang dimeterai itu, kita nampak Yusuf memperoleh bagian ganda (lihat 1 Taw. 5:1-2; Yeh. 48:4-5). Pada mulanya Ruben adalah anak sulung Israel, tetapi karena berbuat dosa, ia kehilangan hak kesulungan. Yehuda melebihi saudara-saudaranya (1 Taw. 5:1-2), karena itu, di sini suku Yehuda disebut lebih dulu. Suku Dan terhapus (sama dengan catatan dalam 1 Tawarikh 2-9), karena dia menyembah berhala (Hak. 18:30-31; 1 Raj. 12:29-30; 2 Raj. 10:29; lihat Kej. 49:17). Tetapi, pada masa Kerajaan Seribu Tahun, suku Dan tetap terhitung (Yeh. 48:1) karena berkat Yakub atasnya.

Penerapan:
Roma 2:4 berkata Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Apakah kita masih belum mau sadar, degil, dan tidak mau bertobat dari cara hidup kita yang sia-sia, dari kedagingan, dan keduniawian kita?

Pokok Doa:
Oh Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau begitu sabar dan penuh kasih. Engkau juga Allah yang berdaulat, yang menentukan segala-galanya. Kami berdoa Tuhan, agar Engkau terus memperingatkan kami hingga kami boleh bertobat dan luput dari segala malapetaka yang akan terjadi.

No comments: