Hitstat

15 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 3 Selasa

Allah Memerlukan Doa-Doa Orang Kudus (1)
Wahyu 8:6
“Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.”

Di ayat 2, Yohanes melihat ketujuh malaikat yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. Tetapi para malaikat tersebut harus menunggu sampai doa orang-orang kudus mendapat jawaban (ay. 3-5), barulah mereka bisa bersiap-siap meniup sangkakala (ay. 6).
Jadi, sekalipun meterai ketujuh telah dibuka dan ketujuh sangkakala siap ditiup, namun sebelum Kristus mempersembahkan doa-doa kaum saleh kepada Allah dengan diri-Nya sebagai kemenyan, tidak akan terjadi sesuatu. Ini menunjukkan bahwa ketika Allah ingin melaksanakan penghakiman-Nya atas bumi, Ia masih memerlukan kerja sama kaum saleh dengan doa-doa mereka.
Agar kehendak Allah di sorga terlaksana di bumi, orang-orang kudus perlu berdoa. Persembahan doa-doa kaum saleh kepada Allah oleh Kristus mendatangkan ketujuh sangkakala.
Sebagai orang Kristen, kita harus menyadari bahwa Allah kita memang mahakuasa, namun semua pelaksanaan kuasa-Nya adalah berdasarkan doa-doa kita. Bahkan untuk pelaksanaan penghakiman yang besar di Wahyu pasal delapan-pun, Allah juga menunggu doa orang Kristen.
Saudara saudari, marilah kita lebih tekun berdoa, agar kehendak Tuhan terjadi di bumi seperti di sorga. Allah kita memang berkuasa, namun pelaksanaan kuasa-Nya sangat bergantung pada doa kita.

Allah Memerlukan Doa-Doa Orang Kudus (2)
Why. 8:3-6

Allah membutuhkan kaum saleh-Nya berdoa agar Ia bisa melaksanakan penghakiman-Nya. Lukas 18:7 mengatakan, “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” Tuhan Yesus berkata bahwa pada suatu saat kaum saleh di bumi akan berseru kepada Allah, mengharapkan Dia datang untuk menanggulangi situasi dan menyatakan diri-Nya.
Pada akhir zaman ini, manusia akan secara besar-besaran memberontak melawan Allah dan menyatakan kepada alam semesta bahwa mereka adalah allah. Karena Allah masih bersabar terhadap keadaan ini, maka sebagian kaum saleh yang setia tidak tahan lagi melihat hal ini dan berdoa, “Ya Tuhan yang berdaulat, berapa lama lagikah Engkau membiarkan hal ini? Apakah Engkau akan selama-lamanya bersabar terhadap pemberontakan ini? Berapa lama lagi Engkau datang dan menyatakan diri-Mu serta menuntut balas atas diri kami? Berapa lama lagi seluruh bumi akan tahu bahwa Engkaulah Tuhan?” Pada akhirnya, diperlukan doa-doa semacam ini.
Kelak kita semua akan didesak untuk berdoa seperti ini. Hari ini tidak ada yang bisa memaksa kita berdoa demikian, karena kita masih belum berada di bawah desakan seperti itu. Tetapi suatu hari, desakan ini akan tiba dan kita semua akan mempunyai beban untuk berdoa seperti ini.
Sebelum saat itu tiba,mulai hari ini, kita perlu membiasakan diri berdoa bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, namun lebih-lebih untuk kehendak Allah.
Bila kita berdoa demikian, Kristus akan melayani Allah dengan doa-doa kita dan menambahkan diri-Nya ke dalamnya sebagai kemenyan. Allah sudah tentu akan menjawab doa ini, yaitu dengan munculnya guruh dan berbagai suara, disertai halilintar dan gempa bumi. Namun ini barulah permulaan penghakiman Allah atas bumi yang memberontak.

Penerapan:
Seberapa banyak kita berdoa bagi keperluan Tuhan? Seberapa banyak kita meminta agar kerajaan-Nya segera datang, nama-Nya dikuduskan, dan kehendak-Nya jadi di bumi seperti di sorga? Untuk perampungan kehendak-Nya, Allah sangat memerlukan doa-doa kita. Kita jangan hanya berdoa bagi keperluan kita saja.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Oh Tuhan, ampuni kami karena terlalu sibuk dengan diri sendiri. Selamatkan kami agar hidup kami benar-benar bagi-Mu dan kepentingan-Mu.

No comments: