Hitstat

16 August 2008

Markus Volume 7 - Minggu 3 Minggu

Kehidupan Seorang Manusia Allah
Roma 9:23-24a
Justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas bejana-bejana belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya.

Ayat Bacaan: Rm. 9:23-24.

Setelah membaca seluruh Injil Markus, kita dapat melihat seorang Manusia-Allah yang seluruh kehidupan-Nya adalah bagi Allah dan bagi rencana kekal-Nya. Tidak peduli bagaimana kerasnya penentangan yang harus Dia hadapi, Kristus hanya tahu mengerjakan satu hal, yakni melakukan kehendak Allah. Tidak ada suatu apa pun atau seorang pun yang dapat membelokkan Dia dari rencana Allah. Apa pun yang Dia lakukan dan katakan, semuanya adalah bagi penggenapan rencana kekal Allah.
Apakah rencana Allah? Rencana Allah tidak lain adalah Allah ingin menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kita, umat pilihan-Nya, supaya Dia memiliki satu Tubuh di bumi bagi ekspresi-Nya. Baik inkarnasi, kematian, kebangkitan, dan keterangkatan Kristus, semuanya adalah demi menyalurkan Allah ke dalam kita. Itulah sebabnya, Alkitab menyebut kita sebagai bejana-bejana (benda-benda, LAI) belas kasihan-Nya (Rm. 9:23), yakni wadah yang dipersiapkan untuk menampung Allah dan mengekspresikan kemuliaan-Nya.
Siapakah Anda? Anda adalah sebuah bejana. Tidak peduli siapa kita dan apa kedudukan kita di masyarakat, di hadapan Allah kita tidak lebih dari bejana-bejana belas kasihan-Nya. Walau demikian, kita telah dipersiapkan untuk kemuliaan, yakni untuk mengekspresikan Allah. Tatkala kita diisi oleh Allah dan mengekspresikan Allah, maka kita memiliki kehidupan yang tertinggi di alam semesta ini, yakni kehidupan manusia-Allah. Secara lahiriah, kita adalah manusia biasa, tetapi di batin kita penuh dengan unsur Allah dan Dia diperhidupkan melalui diri kita. Dua ribu tahun yang lalu, hanya ada seorang manusia-Allah, yakni Kristus sendiri. Tetapi setelah kebangkitan-Nya, dan melalui kelahiran kembali oleh hayat-Nya, Dia telah menghasilkan banyak manusia-Allah.
Bagaimana agar kita dapat memiliki kehidupan yang bagi Allah dan kehendak-Nya? Setiap hari kita perlu terbuka terhadap Tuhan, membiarkan Dia mengisi kita dengan Roh-Nya hingga penuh. Tatkala Roh-Nya memenuhi kita hingga meluap, maka dengan sendirinya Allah akan diperhidupkan melalui kita dan kita dapat menyalurkan Allah ke dalam orang lain. Inilah kehidupan manusia-Allah yang sejati, kehidupan yang kita dambakan.

No comments: