Hitstat

27 August 2008

Markus Volume 7 - Minggu 4 Kamis

Perkembangan Injil dan Hasilnya: Kerajaan Allah
1 Tesalonika 2:12b
Supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.

Ayat Bacaan: Mrk. 1:15; Yoh. 3:3, 5; 1 Tes. 2:12

Apakah hasil dari pertumbuhan dan perkembangan benih Injil di dalam kaum beriman? Kerajaan Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata, “Saatnya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk. 1:15). Kerajaan Allah adalah ruang lingkup pemerintahan Allah beserta segala berkat dan kenikmatannya. Untuk memasuki kerajaan Allah, orang perlu bertobat dari dosa-dosa mereka dan percaya kepada Injil sehingga dosa-dosa mereka dapat diampuni dan mereka dapat dilahirkan kembali oleh Allah untuk memiliki hayat ilahi, yang sesuai dengan hakiki ilahi kerajaan ini (Yoh. 3:3, 5).
Injil membawa kita ke dalam alam lingkungan kerajaan ilahi, supaya kita boleh mengambil bagian dalam berkat hayat ilahi dalam kerajaan ilahi (1 Tes. 2:12). Jadi, ketika kita percaya kepada Injil ini, kita dilahirkan kembali dan mewarisi Allah Tritunggal berikut penebusan-Nya, penyelamatan-Nya, dan hayat ilahi-Nya beserta kelimpahan-Nya sebagai bagian kita yang kekal. Berkat dan kenikmatan ini jauh melebihi apa pun yang ada di dalam kerajaan dunia.
Untuk menikmati semua berkat dalam Kerajaan Allah, kita perlu terlebih dahulu tunduk di bawah pemerintahan Allah. Walau hari ini kita sudah berada di dalam Kerajaan Allah melalui kelahiran kembali, namun bisa saja kita belum menikmati apa-apa di dalamnya. Mengapa? Salah satu penyebab utamanya adalah kita mengabaikan pemerintahan Allah di dalam kita. Ketika Tuhan di dalam kita berkata, “Tidak” atau “Jangan lakukan itu”, apakah kita menuruti-Nya? Kalau kita jujur, kita seringkali mengabaikan peringatan Tuhan di dalam kita. Ketidaktaatan yang demikian membuat kita terhalang dari kenikmatan yang telah Allah sediakan dalam kerajaan-Nya. Prinsipnya, harus ada ketaatan terlebih dahulu, barulah ada berkat dan kenikmatan.
Hari ini banyak orang Kristen dengan bangga berkata, “Kita adalah anak-anak Raja!” Betul, kita adalah anak-anak Raja. Tetapi masalahnya, betulkah kita menjadikan Dia sebagai Raja yang memerintah di dalam kita? Berada di dalam kerajaan adalah satu perkara, tunduk dan taat kepada Sang Raja adalah perkara yang lain. Kiranya kita benar-benar memahami perkara ini dan bertobat.

No comments: