Hitstat

26 August 2008

Markus Volume 7 - Minggu 4 Rabu

Menabur Benih Firman
1 Petrus 1:23
Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

Ayat Bacaan: Mrk. 4:3-14, 26; 1 Ptr. 1:23; Yoh. 6:63; Rm. 1:16-17

Bagi sebagian orang, firman Allah tidak lebih dari suatu pengajaran atau pengetahuan teologis, namun sebenarnya firman Allah adalah benih hayat, benih yang tidak fana (1 Ptr. 1:23). Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia, kelihatannya Dia banyak memberikan pengajaran, namun sebenarnya Dia sedang menaburkan benih ke dalam manusia. Di pandangan Allah, manusia adalah suatu lahan pertanian atau ladang yang ke atasnya Kristus menaburkan benih (Mrk. 4:3, 26).
Benih apakah yang Kristus taburkan ke dalam kita? Benih yang ditaburkan ke dalam kita adalah firman Allah yang hidup dan yang kekal (Mrk. 4:14; 1 Ptr. 1:23). Benih firman ini memiliki dua aspek. Pertama, mengacu kepada firman tentang Kerajaan Surga (Mat. 13:19). Kedua, mengacu kepada Kristus sendiri sebagai perwujudan firman Allah yang hidup (Yoh. 1:1, 14). Oleh sebab itu, benih ini bukanlah pengetahuan semata, terlebih adalah roh dan hayat (Yoh. 6:63; Ibr. 4:12). Karena benih firman ini mengandung roh dan hayat, ia dapat bertumbuh di dalam kita, bahkan menghasilkan buah (Mrk. 4:8).
Setelah mengetahui semua hal di atas, apakah yang harus kita lakukan? Pertama, sebagai ladang Allah, kita harus memberikan setiap jengkal tanah hati kita bagi pertumbuhan benih ilahi di dalam kita. Jangan biarkan dosa, lalu lintas duniawi, penindasan, kekuatiran, dan tipu daya kekayaan menghimpit firman yang telah ditaburkan ke dalam kita (Mrk. 4:4-7). Setiap hari kita perlu menanggulangi dan menjaga hati kita, sehingga cukup lembut (gembur) bagi pertumbuhan benih ilahi di dalam kita.
Kedua, kita perlu bekerjasama dengan Kristus yang tinggal di dalam kita untuk pergi ke luar menabur benih. Setelah kita beroleh selamat, kita perlu belajar memberitakan Injil, menaburkan benih firman ke dalam orang lain. Injil yang kita taburkan adalah benih yang tidak fana yang dapat menyelamatkan dan melahirkan kembali orang (1 Ptr. 1:23). Pandanglah orang-orang di sekeliling kita sebagai ladang Allah, yang ke atasnya kita harus menaburkan benih. Kalau kita setia, cepat atau lambat, benih Injil yang kita taburkan akan bertumbuh dan menghasilkan keselamatan bagi mereka (Rm. 1:16-17).

No comments: