Hitstat

17 December 2010

Roma Volume 4 - Minggu 4 Jumat

Menerima Buah Sulung Roh
Roma 8:23
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Ayat Bacaan: Rm. 8:23

Pada kenyataannya walaupun kita telah dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah dan telah memiliki Roh itu sebagai buah sulung, namun kita juga mengeluh, Ketika kita mengeluh, kita memiliki buah sulung Roh di dalam kita. Buah sulung Roh adalah untuk kita nikmati; ialah contoh pencicipan sepenuhnya atas Allah sebagai kenikmatan kita. Allah begitu kaya bagi kita. Pengecapan yang sepenuhnya akan tiba pada hari kemuliaan. Namun sebelum pengecapan penuh itu tiba, Allah telah mengaruniakan pencicipan kepada kita hari ini.
Jika kita bercakap-cakap dengan orang yang belum percaya, mereka akan mengakui, di satu pihak mereka memang bisa menikmati hiburan seperti berdansa dan berjudi. Namun pada pihak lainnya mereka dapat mengatakan kepada kita bahwa mereka tidak gembira. Kita boleh bertanya kepada me-reka, “Mengapa harus pergi berdansa atau berjudi?” Mereka akan menjawab, “Karena hatiku sangat gundah dan tertekan. Aku perlu melakukan sesuatu.” Mereka mengeluh, tetapi hanya mengeluh, lainnya tidak ada. Lain dengan kita, ketika kita mengeluh, kita memiliki Roh itu sebagai buah sulung di dalam kita, menjadi pencicipan atas diri Allah sendiri. Bahkan, sekalipun kita menderita, kita memiliki kenikmatan. Kita mengecap penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan tidak lain adalah Roh itu sebagai buah sulung untuk kita nikmati.Inilah satu butir yang sangat besar dalam berkat keputraan.
Ketika kita sedang mengeluh dan menikmati buah sulung Roh itu, kita pun sedang mengharapkan keputraan. Keputraan di sini ditujukan kepada keputraan yang sepenuhnya. Di kemudian hari, tubuh kita pun akan beroleh keputraan. Itulah keputraan yang sepenuhnya, yang menjadi harapan kita. Kita tidak perlu banyak mengeluh, kita perlu banyak bertumbuh. Kita wajib bersukacita senantiasa, selagi bersukacita kita juga perlu bertumbuh. Ba-nyak orang di antara kita masih terlalu muda, tidak matang. Kita semua perlu bertumbuh dan matang karena tibanya hari yang mulia itu tergantung pada pertumbuhan hayat kita. Semakin cepat bertumbuh, hari itu pun akan semakin cepat tiba.

Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah akan dinyatakan. (Rm.8:19)

No comments: