Hitstat

27 December 2010

Roma Volume 5 - Minggu 2 Senin

Panggilan dan Belas Kasihan-Nya
Roma 9:11b, 16
...supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya. Jadi, hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada belas kasihan Allah.

Ayat Bacaan: Rm. 9:6-16; Yoh. 3:7; Ibr. 4:16

Dalam Roma 9:6-7 di bawah terang ekonomi Allah Paulus melihat hanya yang berada dalam Ishaklah yang disebut keturunan Abraham. Sebenarnya selain Ishak, Abraham mempunyai seorang anak lain yang bernama Ismail. Memang Ismail lahir dari Abraham, tetapi ia dengan keturunannya, bukanlah yang dipilih Allah. Mereka adalah anak-anak dalam daging, tidak dapat terbilang sebagai anak-anak Allah. Hanya Ishak dan keturunan dalam bagiannya itu yang dipilih Allah dan dianggap anak-anak Allah. Menurut ekonomi Allah, anak-anak yang berasal dari daging bukanlah anak-anak Allah. Kelahiran alamiah tidaklah memadai untuk membuat mereka menjadi anak-anak Allah, mereka perlu dilahirkan kembali (Yoh. 3:7). Hanya melalui kelahiran kedua barulah kita dapat menjadi anak-anak perjanjian, dan terhitung sebagai keturunan yang benar.
Roma 9:9-13 menyingkapkan suatu fakta bahwa pemilihan Allah tidak tergantung pada perbuatan manusia, melainkan mutlak berdasarkan pemilihan Allah yang diteguhkan berdasarkan panggilan-Nya. Menurut keadaan kita, tidak seorang pun di antara kita yang layak dan sepadan dengan kasih karunia-Nya. Alangkah miskin dan kasihannya kita ini sehingga perlu ada belas kasihan Allah, untuk menjembatani jurang yang memisahkan kita dengan Allah. Justru belas kasihan-Nya itulah yang membawa kita ke dalam kasih karunia-Nya. Betapa perlunya kita menyadari hal ini dan menyembah Allah atas belas kasihan-Nya itu! Bahkan sekarang, yaitu setelah kita beroleh selamat dan mengambil bagian dalam kelimpahan hayat-Nya, adakalanya kita tetap memerlukan belas kasihan-Nya untuk menjembatani jurang pemisah itu.
Kita harus memustikakan belas kasihan Allah seperti kita menghargai kasih karunia-Nya. Belas kasihan Allah selalu melayakkan kita berbagian dalam kasih karunia-Nya. Kita tidak perlu berusaha dan berkehendak, karena Allah telah membelaskasihani diri kita. Jika kita memahami belas kasihan Allah, kita tidak akan mengandalkan usaha kita, kita pun tidak akan kecewa atas kegagalan kita. Dalam kondisi kita yang celaka ini, harapan kita hanya tergantung pada belas kasihan Allah. Haleluya! Allah yang memilih kita penuh belas kasihan.

Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka. (Ibr. 8:12)

No comments: