Hitstat

14 December 2010

Roma Volume 4 - Minggu 4 Selasa

Oleh Roh Keputraan Berseru: Ya Abba, Ya Bapa!
Roma 8:15
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh keputraan. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” (Tl.)

Ayat Bacaan: Rom. 8:15; Gal. 4:6

Dalam Galatia 4:6 Paulus berkata, “Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Putra-Nya ke dalam hati kita yang berseru: Ya Abba, ya Bapa!” Karena Roh Putra Allah masuk ke dalam roh kita, maka roh kita menjadi roh keputraan (Rm. 8:15). Karena itu tidak hanya Roh Putra Allah yang dapat berseru, “Ya Abba, ya Bapa!”, kita pun oleh roh keputraan itu dapat berseru, “Ya Abba, ya Bapa!” Tatkala kita berseru, Roh Putra Allah pun berseru di dalam seruan kita. Tatkala Roh Putra Allah berseru, kita pun berseru bersama-Nya. Maka tidak ada rasa takut lagi, melainkan hanya ada seruan manis dan mesra, “Ya Abba, ya Bapa!”
“Abba” ialah istilah bahasa Aram yang berarti bapa. Kalau kedua istilah “Abba” dan “Bapa” itu digabungkan, akibatnya ialah suatu perasaan yang teramat mesra dan manis. Jadi, “Ya Abba, ya Bapa!” merupakan kemesraan yang diintensifkan. Anak-anak setiap bangsa semua menyebut ayahnya dengan sebutan yang manis dan mesra. Anak orang Amerika menyebut, “Daddy”, dan orang China menyebut, “Papa”. Kita semua tidak hanya mengucapkan satu suku kata seperti “Da” atau “Pa”. Kalau hanya mengucapkan satu suku kata, tentu kurang mesra. Kita perlu mengucapkan dua suku kata, “Daddy,” “Bapa,” atau “Papa.” Kita perlu menyeru “Ya Abba, ya Bapa!” Kalau kita menyeru demikian, kita akan menyadari betapa manis dan mesranya hal ini.
Hari ini kita semua bisa berseru “Ya Abba, ya Bapa” sebab kita memiliki roh keputraan. Kalau si Anu bukanlah ayah kita, maka kita sukar sekali menyebutnya “ayah”. Menyebutnya “tuan Anu” mudah sekali; tetapi kita tidak dapat menyebutnya “ayah”. Setiap suami pasti merasa sukar sekali memanggil ayah mertuanya dengan sebutan “Papa”. Kalau pun bisa, perasaan di dalamnya tidaklah semanis tatkala dia memanggil ayahnya sendiri. Hari ini kita tidak perlu meragukan apakah kita putra Allah. Ketika kita berkata, “Ya Abba, ya Bapa” apakah batin kita merasa manis dan mesra? Jika merasa manis, itulah buktinya bahwa kita putra Allah, bahkan kita pun memiliki roh keputraan. Asalkan kita dapat berseru dengan mesra, “Ya Abba, ya Bapa”, kita akan mengetahui dengan pasti bahwa kita adalah putra-putra Allah.

Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Putra-Nya ke dalam hati kita yang berseru: Ya Abba, ya Bapa! (Gal. 4:6)

No comments: