Hitstat

13 January 2011

Roma Volume 5 - MInggu 4 Kamis

Roh yang Menyala-Nyala Melayani Tuhan
Roma 12:11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Ayat Bacaan: Rm. 12:9-21

Roma 12:9-21 membahas perihal kehidupan orang Kristen yang normal, yaitu perihal bagaimana sikap seorang Kristen terhadap orang lain, terhadap Allah, terhadap diri sendiri, terhadap penganiaya atau seteru, dan secara umum. Kelima sikap ini sangat bergantung pada persembahan diri kita. Karena itu Roma 12 membicarakan bahwa kita perlu memiliki satu tubuh yang telah dipersembahkan, satu pikiran yang diperbarui di dalam pengubahan jiwa, dan satu roh yang menyala-nyala. Akan tetapi jika demi belas kasihan Tuhan, tubuh kita telah dipersembahkan dan pikiran kita telah diperbarui, tetapi roh kita tetap dingin, kita tetap tidak dapat menempuh kehidupan gereja yang normal. Setelah tubuh dipersembahkan dan pikiran diperbarui, roh kita pun perlu membara.
Bagaimana caranya roh kita dapat membara? D.L. Moody (seorang pe-nginjil besar) pernah berkata bahwa dalam seumur hidupnya ia belum pernah melihat seorang yang malas mendapatkan keselamatan. Perkataan ini sungguh tepat. Seorang yang malas, adalah orang yang berkarakter kendor, tidak perduli pada hal apa pun, acuh pada semua hal; dia begitu malas sampai tidak dapat diselamatkan. Karena itu jalan yang terbaik agar roh kita membara adalah melalui kita menjadi orang yang rajin dan tidak kendor. Begitu seorang itu rajin, dengan spontan rohnya akan membara. Bila kita seorang yang malas, roh yang di dalam pasti tidak bergairah, bahkan membeku. Seorang tidak dapat menyalakan api di dalam lemari es. tapi begitu dekat dengan gas, atau bensin langsung akan menyala. Oleh sebab itu hal ini bukan masalah api yang menyala, tapi masalah sarananya.
Hari ini kita melayani Tuhan, yang paling penting harus membara dalam roh, berkobar-kobar dalam roh. Dan ini sangat bergantung pada kerajinan kita. Jika kita rajin, maka secara otomatis roh kita akan membara. Roh Kudus sulit menggerakkan orang yang lamban, orang yang selalu bersikap acuh. Tidak peduli kita mengatakan apa pun kepadanya, dia akan selalu merasakan sama saja, sulit menerima gerakan. Karena itu, marilah kita rajin di hadapan Tuhan. Dengan demikian akan memudahkan Roh Kudus bekerja atas diri kita.

Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan. (Ams. 13:4)

No comments: