Hitstat

17 January 2011

Roma Volume 6 - Minggu 1 Senin

Sebab Allah Telah Menerimanya
Roma 14:1
Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.

Ayat Bacaan: Rm. 12:2; 14:3

Paulus mengatakan bahwa kita harus berubah oleh pembaruan pikiran kita (Rm. 12:2). Demi kehidupan gereja, seluruh diri kita perlu diubah, sebab segala yang alamiah, awam, duniawi, atau modern, tidak cocok untuk kehidupan Tubuh. Kita memerlukan suatu revolusi yang mutlak dalam pikiran, emosi, dan tekad, agar kita sesuai dengan kehidupan gereja. Jika kita tidak mengalami pengubahan hingga suatu tingkat, kita tidak mungkin dapat bersatu dengan kaum beriman lainnya. Kita mungkin saja bersidang bersama tetapi tidak dapat bersekutu atau saling terbuka. Jika kita memaksakan diri, akhirnya kita malah bertengkar, karena konsepsi, perilaku, hakiki, dan perbuatan kita, masih bersifat alamiah, belum mengalami pengubahan. Karena itu, untuk menerima orang-orang yang seiman, kita perlu mengalami pengubahan.
Pertama-tama, kita harus menerima kaum beriman berdasarkan pe-nerimaan Allah terhadap mereka. Dalam satu keluarga, ada anak yang baik, ada pula anak yang nakal. Setiap anak harus tahu bahwa mereka tidak dapat menentukan sendiri orang-orang yang akan menjadi saudara mereka. Demikian juga Bapa kita yang di surga telah melahirkan banyak anak, dan Ia telah menerima mereka semua. Karena itu, kita pun harus menerimanya, tidak peduli betapa lemah atau anehnya seorang beriman itu. Kita menerima seseorang bukan menurut selera atau pilihan kita, melainkan berdasarkan penerimaan Allah (Rm 14:3).
Sejarah kekristenan yang kasihan adalah sejarah perpecahan dan kekacauan. Perpecahan itu kebanyakan disebabkan oleh ketidakseragaman konsepsi tentang ajaran, karena itu kita harus belajar tidak menghakimi berdasarkan ajaran. Menurut sifat alamiah kita, kita semua cenderung meyakinkan orang lain dan berdebat dengan orang lain menurut konsepsi kita. Tetapi justru kita perlu menolak perdebatan mengenai masalah-masalah yang sepele. Jawaban yang paling baik bagi orang yang bertanya tentang ajaran adalah memalingkan orang itu dari “konsepsi ajaran” kepada Kristus yang adalah “hayat” kita.

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, dan satu Roh,...satu Tuhan, satu iman, satu baptisan. (Ef. 4:3-5)

No comments: