Hitstat

22 January 2011

Roma Volume 6 - Minggu 1 Sabtu

Satu Hati dan Satu Suara
Roma 15:5-6
Semoga Allah, sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.

Ayat Bacaan: Flp. 2:5; Rm. 15:6

Dalam menerima kaum beriman yang lemah, kita harus sadar bahwa Allah kita adalah sumber ketekunan dan penghiburan. Allah dapat membuat kita bisa menerima kelemahan orang lain dengan segala kesabaran, dan terdorong (terhibur) dengan apa yang dapat dilakukan-Nya atas diri orang lain, oleh kasih karunia-Nya. Jika kita memperoleh penghiburan Allah yang demikian, kita pun dapat rukun (saling sepikir) sesuai dengan Kristus Yesus, bukan sesuai dengan yang lain. Jika kita semua berbuat menurut Kristus, kita pasti dapat saling sepikir. Tetapi, kalau pikiran kita menuruti ajaran-ajaran, konsepsi-konsepsi, karunia-karunia, praktek-praktek agamawi, atau perkara-perkara lain yang semacam itu, kita akan terpecah belah.
Kita harus mempunyai satu pikiran, yaitu pikiran yang sama. Jika kita mau mengerjakan sesuatu, mengikuti apa yang Tuhan telah kerjakan, perkara pertama yang harus kita kerjakan adalah memulihkan sehati sepikir. Tidak ada sehati sepikir berarti tidak bersyarat dalam pergerakan Tuhan. Kapan saja kita sehati, tentu dapat seragam dalam berkata-kata (1 Kor. 1:13). Barulah kita dapat dengan satu hati dan satu suara memuliakan Allah, Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
Di pelatihan kemiliteran, daya dobrak adalah semangatnya. Daya dobrak di militer adalah sehati sepikir. Inilah sebabnya komandan di militer tidak mengijinkan prajurit siapapun membawa pemikiran yang berbeda. Sama halnya dengan kita hari ini di dalam hidup gereja. Yang kita perlukan adalah memulihkan sehati sepikir. Bagaimana supaya bisa sehati? Apakah harus mengganti hati kita supaya sama dengan hati orang lain, atau mengganti hati orang lain supaya sama dengan hati kita? Kalau masih dua orang saja mudah melaksanakannya, tetapi bagaimana kalau ada tiga orang, atau seribu orang? Pasti akan sangat sulit. Saudara saudari, kita perlu sehati, dengan jalan “Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp. 2:5). Surat Filipi memberitahu kita, perkara ini dimulai dari roh kita (Flp. 1:27). Ketika kita sepakat berdoa bagi orang-orang berdosa, doa kita sama seperti musik yang indah yang berkenan didengar oleh Allah di surga.

Sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. (Flp. 2:2)

No comments: