Hitstat

25 January 2011

Roma Volume 6 - Minggu 2 Selasa

Persekutuan Kasih
Roma 15:26
Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem.

Ayat Bacaan: Rm. 15:25-28, 30,32; 2 Kor. 8:1-6, 13-15; 9:1-2; Kel. 16:18

Persekutuan dalam kasih yang dimaksud di sini adalah persekutuan di antara kaum beriman bukan Yahudi dengan kaum beriman Yahudi (15:25-28, 30, 32). Kaum beriman bukan Yahudi bersekutu dengan kaum beriman Yahudi melalui memberikan benda-benda material. Mereka menyumbangkan harta bendanya dengan sukarela untuk membantu keku-rangan kaum beriman Yahudi dalam Kristus, yang dulunya menjadi musuh mereka. Setelah kaum beriman bukan Yahudi itu bertobat, dilahirkan kembali, dikuduskan, dan diubah, hati mereka yang lama telah disingkirkan dan hati baru telah ditanamkan, yaitu sebuah hati yang peduli kepada kaum beriman Yahudi. Melalui menyumbangkan harta benda, mereka menyatakan kasih mereka secara riil. Paulus menggambarkan hidup gereja yang riil dengan pergi membawa Kristus, dan pulang dengan membawa harta benda.
Kata “sumbangan” pada ayat ini dalam kata Yunaninya sejenis dengan komunikasi. Komunikasi ini adalah satu aspek dari persekutuan di antara gereja-gereja, sebab ketika kita memiliki persekutuan kita memiliki komunikasi sampai puncaknya. Sumbangan di antara gereja-gereja adalah perkara kaum saleh memperhatikan satu sama lain melalui kasih karunia Allah yang diberikan kepada mereka (2 Kor. 8:1-6; 9:1-2). Kasih karunia ini adalah Allah Tritunggal menjadi hayat dan segala sesuatu kita. Melalui kasih karunia ini kaum beriman Makedonia mengalahkan perampasan kekayaan sementara dan tak menentu dan menjadi bermurah hati dalam melayani untuk keperluan kaum saleh.
Jika kita memberi melalui kasih karunia yang demikian, apa yang kita berikan akan menjadi kasih karunia bagi orang lain. Kita memberi hal-hal materi untuk membantu mereka, tetapi hal-hal materi ini mengiringi kasih karunia rohani. Ketika kita mensuplai keperluan kaum saleh dengan hal-hal materi dalam cara yang tepat, dalam roh dan dalam hayat, hayat dan roh pasti menyertai suplaian ini. Hasilnya, keperluan orang-orang disuplai bukan hanya dengan hal-hal materi tetapi juga dengan kekayaan hayat. Mereka yang telah menerima kemurahan Allah dengan hal-hal materi seharusnya setia untuk memakainya untuk memperhatikan keperluan kaum saleh.

...dan tidak seorang pun berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. (Kis. 4:32)

No comments: