Hitstat

06 October 2006

Kejadian Volume 7 - Minggu 1 Jumat

Dua Sumber dan Dua Jenis Kehidupan (1)
Kejadian 21:25
“Tetapi Abraham menyesali Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh.”

Sumur Ishak terletak di Bersyeba, berdekatan dengan negeri Filistin (Kej. 21:25-32). Sumur ini, tidak seperti sumur Ismael, tidak dekat dengan Mesir, melainkan berbatasan dengan negeri Filistin dan tanah Kanaan. Ketika menggambarkan peta dari tanah yang kudus, Alkitab malah menggunakan ungkapan “dari Dan sampai Bersyeba” (I Sam. 3:20), sebab jarak dari Dan yang di Utara sampai Bersyeba yang di Selatan seluruhnya termasuk dalam tanah Kanaan. Di dalam Alkitab, Filistin mempunyai makna yang istimewa. Tempat ini bukanlah tempat yang secara mutlak menolak Allah, tetapi menangani perkara-perkara Allah menurut kepandaian manusia, tidak menurut usaha/pengelolaan Allah. Perhatikan sebuah gambaran tentang bagaimana orang Filistin menangani tabut (1 Sam. 6:1-9). Mereka tidak menolaknya, mereka menerima, tetapi mereka menanganinya dengan cara alamiah kepandaian mereka. Demikian juga di dalam Kejadian 20 dan 21 kita melihat Abimelekh, raja Filistin, ia tidak menolak Allah melainkan menerimanya di dalam kepandaiannya sendiri. Hal ini berbeda dengan Abraham menerima Allah menurut pengelolaan Allah sendiri.
Sumur Ishak juga memerlukan suatu perjanjian (Kej. 21:31-32). Perjanjian ini merupakan benih Perjanjian Baru. Air kehidupan kita hari ini bukan saja air yang telah ditebus, melainkan juga air yang dijanjikan. Ismael minum air liar, air tanpa tebusan dan tanpa perjanjian. Tetapi semua air yang diminum Ishak adalah air yang ditebus, air perjanjian. Karena sejak kita mengenal Kristus, maka sumber kehidupan kita juga adalah air yang telah ditebus dan air perjanjian.

Dua Sumber dan Dua Jenis Kehidupan (2)
Kej. 21:33; Yoh. 4:14

Di dalam Kejadian pasal 21, dengan jelas diwahyukan adanya dua sumber kehidupan. Yang satu adalah sumber alamiah di padang gurun sukma kita, sedang yang lainnya adalah sumber yang telah ditebus di taman roh kita. Di Bersyeba, Abraham menanam sebatang pohon tamariska (Kej. 21:33). Pohon tamariska, adalah sejenis pohon Willow, yang daunnya sangat indah, sering tumbuh dekat air, dan memberi kesan akan aliran kelimpahan hayat. Setelah membuat perjanjian atas sumur di Bersyeba Abraham menanam sebatang pohon tamariska, yang menyatakan air yang diminumnya mengalir dengan limpah. Tuhan Yesus berkata, barangsiapa percaya kepada-Nya dari dalamnya akan mengalir aliran-aliran air hidup (Yoh. 4:14).
Hidup gereja hari ini bersumber dari sumur yang “di Bersyeba”. Ketika kita minum dari sumur ini dan hidup olehnya, maka kita akan seperti pohon tamariska yang penuh dengan kelimpahan hayat. Ketika orang-orang datang kepada kita, mereka tidak akan merasakan kekeringan, tetapi disegarkan oleh air hayat. Bersyeba yang berarti “sumur sumpah”, adalah tempat di mana gereja berada. Gereja harus berada di tempat sumur sumpah, dan juga penuh dengan pohon tamariska. Kita semua perlu menjadi tamariska yang mengalirkan hayat. Puji Tuhan, di dalam kehidupan gereja ada beberapa pohon tamariska sejati!
Pusat wahyu Kejadian pasal dua adalah pohon hayat. Demikian juga, pusat wahyu dalam bagian kedua daripada Kejadian 21 adalah pohon tamariska. Jika kita memiliki pengenalan rohani dengan terang ilahi, kita akan nampak bahwa pohon tamariska di sini adalah pengalaman dan ekspresi pohon hayat. Jadi, pohon tamariska yang ditanam di dekat sumur sumpah di Bersyeba menggambarkan aliran kelimpahan hayat yang terpencar keluar sebagai akibat mengalami pohon hayat. Apakah pohon hayat ini menjadi pohon tamariska dalam pengalaman kita? Ketika kita mengikuti perhimpunan gereja, pohon hayat ini haruslah menjadi pohon tamariska.
Di sini, di Bersyeba, ada tanaman, sedang pada Ismael, di padang gurun ada semak belukar yang liar. Kehidupan gereja yang normal, menyebabkan orang-orang menjadi tanaman. Sudahkah kita ditanam? Ketika kita telah ditanam, kita takkan liar lagi. Pada Ismael tidak terdapat pohon yang mengalir dengan kelimpahan hayat; yang ada itulah panah. Tanda hidup Ismael adalah busur pembunuh hayat. Sedang tanda hidup Ishak adalah pohon pengaliran hayat. Sebagai orang Kristen, anak Allah, dan keturunan Abraham, apakah tanda kita — busur yang mematikan ataukah pohon tamariska? Biarlah Kristus beserta segala kelimpahannya mengalir terus ke dalam kita.

Penerapan:
Situasi dunia hari ini membuat batin kita terasa kering dan tidak ada perhentian. Semakin minum “air” di dunia, semakin haus, tidak ada rasa puas yang sejati. Marilah kita mulai beralih ke sumur yang lain, yaitu sumur air hidup. Sumur ini adalah seorang persona yaitu Kristus sendiri. Kapan kita datang menikmati Dia, batin kita dipuaskan oleh-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku selera dan rasa haus yang tinggi terhadap-Mu, agar aku boleh minum dari sumber air hidup yang Engkau sediakan bagiku. Tuhan, mulai hari ini aku mau membuka bejanaku untuk Kau isi penuh dengan hayat-Mu.

No comments: