Hitstat

09 October 2006

Kejadian Volume 7 - Minggu 2 Senin

Dibawa ke Gunung Moria
Kejadian 22:2
“Firman-Nya: ‘Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.’”

Sumber air hidup menjadikan Ishak suatu kurban bakaran (Kej. 22:2, 9), sedangkan sumber yang diminum Ismael menjadikan dia seorang pemanah, seorang yang hidup di dalam kekejaman bagi dirinya sendiri. Sumber kehidupan Ishak menjadikan dia suatu kurban bakaran, yang dipersembahkan bagi kepuasan Allah. Sumber kehidupan ini memimpin Ishak naik ke Moria, bukannya turun ke Mesir (Kej. 22:2). Sumber kehidupan Ismael memimpin orang-orang berjalan menurun, tetapi sumber kehidupan milik Ishak memimpin orang-orang naik ke bukit Moria, yang di kemudian hari Yerusalem dibangun di sana. Akhirnya, sumber kehidupan yang normal akan membuat kita semua menjadi Ishak dan akan memimpin kita ke Yerusalem Baru. Gunung Moria akhirnya menjadi gunung Sion tempat bait Allah didirikan (2 Taw. 3:1), menjadi pusat tanah permai yang diberikan Allah kepada Abraham dan keturunannya.
Dari Abraham keluar dua macam orang: yang pertama diwakili oleh Ismael yang hidup di padang gurun dan bersatu dengan Mesir; sedang yang lain diwakili oleh Ishak yang hidup di Bersyeba dan yang dibawa ke gunung Moria. Hari ini juga terdapat dua macam orang Kristen; yang satu seperti Ismael, hidup bagi diri mereka sendiri di padang gurun jiwa mereka dan bersatu dengan dunia; sedang yang lainnya seperti Ishak, hidup bagi Allah di dalam roh mereka dan di dalam gereja dan dibawa ke Sion. Jadi, orang-orang Kristen sejati, dapat juga hidup seperti Ismael, hidup di dalam angan-angan dan kesukaan diri kita sendiri serta bersatu dengan dunia. Sumber “air” yang salah dapat membuat kita hidup seperti Ismael.

Mengalami Ujian yang Ketiga
Kej. 22:1-3; Ibr. 11:18

Untuk perkara anak, Abraham sudah menerima dua kali ujian. Ujian yang pertama adalah melahirkan Ismael, ujian yang kedua berdoa bagi perempuan-perempuan keluarga Abimelekh. Sekarang Abraham menerima ujian yang ketiga, yaitu pergi ke gunung Moria untuk mempersembahkan Ishak. Kejadian 22:1-3 mencantumkan, “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Dia berfirman kepadanya: Abraham, lalu sahutnya: Ya, Tuhan. FirmanNya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Permintaan ini berhubungan dengan penggenapan janji Allah. Ishak adalah anak tunggal Abraham yang sangat dikasihi Abraham. Bagi Abraham, mempersembahkan Ishak adalah harga yang terlalu besar.
Ibrani 11:18 mengatakan, “. . . keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Mempersembahkan Ishak bukan hanya masalah mengorbankan seorang anak yang sangat dikasihi Abraham, juga berhubungan dengan janji Allah, dengan tujuan Allah dan pekerjaan Allah. Anak yang Allah berikan kepada Abraham ini, bukan hanya diberikan kepada Abraham seorang, tetapi Allah juga ingin mencapai tujuan-Nya melalui anak ini. Kalau anak ini mati, apa yang akan terjadi? Inilah ujian yang diterima Abraham. Ibrani 11:18 menyiratkan kepada kita, ujian ini berhubungan dengan masalah bejana. Allah ingin memberi Abraham satu anak, tetapi Ia juga menyuruh mempersembahkan anaknya itu sebagai korban bakaran! Korban bakaran harus dibakar oleh api sampai habis. Semua janji Allah ada pada Ishak; kalau membakar Ishak, bukankah berarti membakar habis semua janji Allah? Tujuan Allah, pekerjaan Allah, semua tertumpuk pada diri Ishak; kalau Ishak dibakar, bukankah tujuan Allah dan pekerjaan Allah juga terbakar? Ismael dilahirkan berdasarkan daging. Kalau ia diusir, itu memang masuk akal dan benar. Tetapi Ishak dilahirkan berdasarkan janji Allah, mengapa dia harus dipersembahkan sebagai korban bakaran? Abraham sebenarnya tidak memaksa meminta anak itu, tetapi Allah sendiri yang memberi kepadanya. Sekarang, Allah akan mengambil kembali anaknya, bukan mengambil dengan cara biasa, melainkan dengan membakamya. Ini perkara yang sangat mengherankan. Pertama disuruh melahirkan, tetapi kemudian disuruh mempersembahkannya, bagaimana ini? Ini tidak lain karena Allah ingin supaya Abraham mengenal lebih dalam bahwa Allah adalah Bapa, Allah adalah sumber. Dia berhak melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya atas diri kita, demi kebaikan kita.

Penerapan:
Sumber “air” apakah yang kita minum setiap hari? Berbagai media hiburan setiap hari siap disajikan kepada kita, baik melalui media cetak, televisi, radio, ataupun melalui internet. Kalau kita minum “air” itu, tanpa sadar kita akan hidup seperti Ismael, hidup bagi diri sendiri. Kita perlu minum dari sumber”air” yang lain, sumber air hidup, yaitu Kristus yang terwujud di dalam firman kudus. Karena itu marilah kita bertekun di dalam firman-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkaulah sumber air hidup yang sanggup memuaskan aku. Bangkitkanlah kedambaan di dalam hatiku untuk selalu datang dan menikmati firman kudus-Mu setiap hari agar aku dapat menempuh kehidupan yang Engkau perkenan.

No comments: