Hitstat

30 October 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 1 Senin

Abraham Memperistri Ketura
Kejadian 25:1
“Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura”

Meskipun Abraham telah dipanggil oleh Allah, dibenarkan dan hidup oleh iman dalam Allah, hidup dalam persekutuan dengan Allah, dia belum mencapai kematangan dalam hayat rohaninya. Ini diperlihatkan oleh fakta, setelah Sara meninggal, Abraham menikah kembali dan melahirkan enam anak laki-laki oleh kekuatan dagingnya. Abraham memperoleh Ishak pada usia yang sangat tua. Roma 4:19 mengatakan bahwa Abraham memandang tubuhnya bagaikan mati. Kemudian 40 tahun setelah kelahiran Ishak, Abraham mengambil pula seorang istri (Kej. 25:1), dan ketika umurnya 140 tahun masih melahirkan enam anak laki-laki (Kej. 25:2). Bagaimanakah hal ini dijelaskan? Jika ia berumur 100 tahun sudah dipandang tua bagaikan orang mati, pastilah ia lebih dari seorang mati lagi ketika ia memperistri Ketura pula pada usia 140. Walaupun Abraham sudah tua dalam hayat fisiknya, namun ia belum matang dalam hayat rohaninya.
Menjadi seorang Kristen, seluruhnya adalah perkara hayat. Dilahirulangkan adalah menerima hayat Allah masuk ke dalam roh kita. Kita harus bertumbuh di dalam hayat setiap hari sampai kita matang secara penuh di dalam hayat. Karena perkara ini merupakan proses sehari-hari seumur hidup kita, kita harus memusatkan perhatian kita pada pertumbuhan hayat Allah di dalam kita. Melalui kita mengasihi Kristus, mencari Kristus, dan membiarkan Kristus lebih banyak di dalam kita dan mendapatkan kita, perawakan Kristus secara bertahap akan meningkat di dalam kita. Ini adalah pertumbuhan hayat. Karena hayat ini adalah Kristus yang hidup di dalam kita, maka pertumbuhan hayat ini adalah peningkatan perawakan Kristus di dalam kita.

Belum Matang Dalam Hayat
Za. 12:1; Kol. 1:28; Ef. 4:13

Sebagaimana yang telah kita nampak, kehendak Allah ialah menggarapkan diri-Nya ke dalam kaum beriman-Nya sehingga mereka menjadi ekspresi-Nya. Agar tujuan ini tercapai, Allah kemudian menciptakan langit, bumi, dan manusia yang memiliki roh sebagai organ penerima (Za. 12:1). Manusia diciptakan menurut gambar Allah untuk menyatakan Dia dan mewakili Dia di bumi. Dalam Kejadian pasal tiga, kita tahu bahwa Iblis telah menyuntikkan dirinya ke dalam manusia sehingga manusia jatuh dalam dosa. Dalam Kejadian pasal tiga sampai pasal sebelas, manusia paling sedikit jatuh empat kali. Setelah kejatuhan yang keempat, Allah datang memanggil Abraham keluar dari kaum yang jatuh dan menjadikan dia sebagai bapa kaum yang terpanggil. Maksud Allah menjadikan Abraham bapa kaum yang terpanggil ialah supaya Ia dapat menggarapkan diri-Nya ke Abraham dan keturunannya demi untuk penggenapan kehendak-Nya. Meskipun Allah mendapatkan kesempatan menggarapkan diri-Nya ke dalam kaum terpanggil yaitu kaum Abraham, namun pada akhir catatan kehidupan Abraham, kita nampak bahwa ia adalah seorang yang belum matang dalam hayat dan belum menyatakan Allah dalam segala sesuatu. Hal ini sangat disayangkan.
Walau banyak orang Kristen menghargai Abraham sangat tinggi, tetapi kita harus mengakui bahwa ia belum matang dalam hayat ilahi. Dalam Kejadian pasal 24, Abraham telah melakukan satu hal yang indah sekali, yakni memilihkan anaknya seorang istri yang tepat, namun segera setelah itu ia sendiri menikah pula. Kejadian pasal 25 tidak mencatat bahwa Abraham kemudian memberkati Ishak dan Ribka dengan menumpangkan tangan ke atas keduanya. Abraham memang sudah tua, tetapi ia tidak memberkati seorang pun. Ini membuktikan bahwa ia belum matang dalam hayat. Sebelum hayat rohani seseorang mencapai kedewasaan / kematangan, dia tidak stabil. Sebulan yang lalu terhadap Tuhan dia mungkin sangat membubung tinggi, sangat bergairah; bulan berikutnya tiba-tiba dia melakukan hal-hal yang memalukan. Ada beberapa orang, ketika mereka disambut dengan baik dan disanjung, mereka sangat gembira sampai lupa diri; tetapi begitu mereka ditentang dan mengalami masalah, mereka menjadi merasa tertekan dan putus asa. Naik turun ini membuktikan hayat seseorang masih belum matang. Bagaimanapun, ketika hayat seseorang telah mencapai kematangan, dia tidak mudah jatuh bangun, ataupun goyah. Kita perlu bertumbuh sampai kita matang dalam hayat ilahi melalui Roh yang mendewasakan dalam roh kita (Kol. 1:28; Ef. 4:13). Kita tidak dapat matang tanpa suplaian yang tepat, dan suplaian ini adalah Roh pemberi hayat, Roh yang mendewasakan kaum beriman.

Penerapan:
Walau kita sudah cukup lama menjadi orang Kristen, masih ada kemungkinan bagi kita untuk berada di dalam daging dan melampiaskan hawa nafsu daging. Karena itu janganlah kita menaruh percaya pada diri sendiri bahwa kita sudah cukup rohani dan tidak mungkin jatuh dalam dosa. Marilah kita menebus waktu untuk mengejar pertumbuhan hayat dan menjadi matang. Inilah keperluan kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terangilah aku agar aku nampak bahwa dagingku sama sekali tidak dapat diandalkan. Tuhan, aku mau bertumbuh dalam hayat dan menjadi matang. Tambahkan diri-Mu ke dalamku hari ini lebih banyak lagi.

No comments: