Hitstat

26 October 2006

Kejadian Volume 7 - Minggu 4 Kamis

Melihat Kehendak Allah
Kejadian 24:14
“Kiranya terjadilah begini: ... maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu.”

Dejadian 24:15 mengatakan, “Sebelum ia selesai berkata, maka datanglah Ribka, yang lahir bagi Betuel, anak laki-laki Milka, isteri Nahor, saudara Abraham; buyungnya dibawanya di atas bahunya.” Dan ketika ia minta minum darinya, tidak saja ia memberi minum kepadanya, bahkan juga menimbakan air bagi semua unta-untanya. Setelah ia melakukan semuanya ini, hamba itu menjadi jelas bahwa Ribka itulah sasarannya, serta merta ia memberinya sebentuk cincin dan dua buah gelang. Karena ia mencari pimpinan Tuhan dalam suasana keliling, hamba itu mengetahui kehendak Tuhan (Kej. 24:13-21, 26-17, 48-49). Kita juga dapat memahami kedaulatan Allah melalui situasi seputar kita. Tidak ada satu pun perkara yang kebetulan; setiap perkara telah ditakdirkan sebelum dunia ini dijadikan dan telah dilaksanakan melalui hamba Abraham, orang yang menaruh kepercayaan kepada Allah.
Ada satu perkara yang sangat berharga, yaitu kalau persekutuan seseorang dengan Allah normal, ia bisa tidak terpengaruh oleh situasi, dia bahkan bisa membiarkan situasi berbicara kepadanya. Jika seseorang bermasalah dengan Tuhan, putus persekutuan dengan Tuhan, satu situasi yang kecil pun sudah bisa mempengaruhinya. Prinsip ini dapat kita pakai untuk menguji diri kita sendiri. Kalau kita bisa dipengaruhi oleh situasi sekitar dan tidak mendengar suara Tuhan di dalamnya, itu membuktikan persekutuan kita dengan Tuhan sudah putus, itu membuktikan kita telah jatuh. Marilah kita memulihkan persekutuan kita dengan Tuhan agar kita dapat mengenal pembicaraan-Nya melalui situasi yang Tuhan aturkan.

Bukan Berusaha Melainkan Mewarisi
Kej. 24:63-67

Ishak bukanlah seorang yang harus dengan segala daya upaya untuk mendapatkan sesuatu. Alkitab tidak mencatat banyak apa yang dikerjakannya selama hidupnya. Ishak pun menerima apa yang telah diselenggarakan ayahnya serta menikah dengan Ribka (Kej. 24:66-67). Perkawinannya merupakan suatu warisan, bukan hasil usahanya. Ia tidak mengusahakan seorang istri; ia sekadar mewarisi apa yang telah diselenggarakan ayahnya baginya. Ia tidak berbuat barang sesuatu untuk memperoleh seorang istri. Ia hanya menerima apa yang diperoleh ayahnya untuknya. Ciri-ciri dari Ishak dalam seumur hidupnya adalah bahwa segala miliknya berasal dari menikmati, semuanya adalah menerima. Kalau orang Kristen tidak mengenal apa Ishak itu, ia tidak bisa mencapai tujuan Allah.
Setelah anak-anak Allah nampak tujuan Allah, mereka lalu mengira harus melakukan sesuatu, harus mencapai sesuatu. Mereka tidak mengetahui bahwa hidup orang Kristen, hidup kemenangan, hidup merdeka, hidup kudus adalah karena kita “menerima”, bukan karena kita “mencapainya”. Sama seperti perkara beroleh selamat, ini sudah dirampungkan oleh Tuhan Yesus, begitu kita menerima Dia, kita beroleh selamat. Karunia keselamatan kita bukanlah hasil jerih payah kita, melainkan Allah dari sorga turun memberikannya kepada kita. Asal kita nampak hal ini, kita bisa berkata, “Tuhan, aku bersyukur kepadaMu. Aku memuji Engkau. Di dalam Kristus, aku telah menerima!”
Sebelum kita berada di dalam Kristus, kita berada di dalam Adam. Di dalam Adam kita mewarisi dosa. Kita tidak perlu berupaya untuk menjadi orang berdosa, asal kita adalah keturunan Adam, kita dengan sendirinya menjadi orang berdosa. Dosa itu bukan hasil usaha kita, tetapi warisan kita di dalam Adam. Demikian pula halnya dengan karunia keselamatan. Baik pengampunan, pembenaran, pendamaian, kelahiran kembali, kekudusan, semuanya adalah warisan, bukan hasil kerja keras kita. Asal kita percaya, tinggal di dalam Kristus, bersatu dengan Kristus, semuanya itu menjadi milik kita. Inilah makna menjadi seorang “Ishak”, yaitu mewarisi dan menikmati kekayaan ayahnya.
1 Korintus 1:9 memberi tahu kita bahwa Allah telah memanggil kita ke dalam persekutuan Anak-Nya, Yesus Kristus Tuhan kita. Ini berarti kita berbagian dalam kesatuan dengan Anak Allah, Yesus Kristus, dan bersama-sama menikmati persekutuan-Nya. Allah telah memanggil kita masuk ke dalam persekutuan ini, menikmati Kristus sebagai bagian yang diberikan kepada kita. Ini menegaskan lagi fakta penting bahwa Kristus beserta kekayaan-Nya adalah warisan kaum beriman untuk kita terima, alami, dan nikmati.

Penerapan:
Allah telah mengatur segala situasi di sekitar kita dengan harapan agar melaluinya kita bisa mengerti kehendak-Nya. Karena itu kita jangan terlalu cepat menyalahkan situasi yang ada bila itu tidak menguntungkan kita, sebaliknya marilah kita karena situasi itu, datang kepada Tuhan dalam berdoa. Kita harus tahu bahwa segala situasi yang terjadi pada kita tidak ada yang kebetulan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur atas setiap situasi yang Engkau aturkan bagiku, karena melalui segala situasi itu aku boleh datang kepada-Mu. Tuhan, melalui situasi yang Kau ijinkan atasku, biarlah aku boleh mengenal kehendak-Mu.

No comments: