Hitstat

26 December 2006

Kejadian Volume 10 - Minggu 1 Rabu

Allah Memakai Orang yang Bersandar
Kejadian 32:1-2
“Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia. Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: ‘Ini bala tentara Allah.’ Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim.”

Dalam perjalanan Yakub kembali ke tanah leluhurnya, ia tidak dikawal oleh pasukan pengawal yang kuat, melainkan oleh perempuan dan anak-anak, ditambah dengan sejumlah budak yang menggembalakan kambing dombanya. Tidak ada orang-orang yang kuat besertanya, semuanya orang-orang yang lemah dan tidak bisa berperang. Namun di tengah perjalanan itu, “bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia. Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: ‘Ini bala tentara Allah.’ Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim” (32:1-2). Setelah dia melihat dua bala tentara Allah, dan mendengar bahwa Esau tengah di dalam perjalanan dengan diiringi oleh empat ratus orang, Yakub melakukan satu hal yang menakjubkan. Dia memisahkan istrinya, anak-anak, dan sisa miliknya menjadi dua pasukan, atau “dua bala tentara”. Dia berpikir, jika Esau dan orang-orangnya menyerang satu pasukan, pasukan lainnya dapat melarikan diri.
Bagaimanakah orang-orang yang lemah itu dapat menjadi pasukan? Dapatkah mereka berperang? Di sini kita melihat suatu makna rohani. Untuk kesaksian-Nya, Allah tidak ingin “raksasa-raksasa”. Dia hanya ingin orang-orang yang lemah, perempuan dan anak-anak. Mereka dapat menjadi bala tentara-Nya karena peperangan bukan di tangan mereka, tetapi di tangan-Nya. Kita adalah orang-orang yang lemah, tetapi “apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat” (1 Kor. 1:27b). Kalau kita merasa diri kita kuat, Allah tidak dapat memakai kita. Tetapi kalau kita berada di bawah terang Allah, nampak akan kelemahan kita, dan bersandar kepada Allah, maka Dia akan memakai kita menjadi penyusun pasukan-Nya untuk mengalahkan musuh.

Melihat Allah tetapi Tidak Bersandar Allah
Kej. 32:1-2; 34:8; 31:13, 42

Kejadian 32 dan 33 memuat satu pengalaman yang sangat istimewa dalam hidup Yakub, orang yang terpilih. Telah kita ketahui bahwa sejak awal, Yakub tidak bersandar kepada Allah. Sejak ia dilahirkan, sudah menggunakan kemampuan alamiahnya untuk berjuang bagi dirinya sendiri. Tetapi di dalam Kejadian 31, ketika Yakub lari meninggalkan Laban, kita nampak bahwa Allahlah yang melepaskan dia dari tangan pemerasan dan penipuan Laban. Waktu itu Allah berbicara kepada Laban, memperingatkannya agar tidak melukai Yakub. Walau Yakub tidak bersandar Allah, namun Allah, demi tujuan-Nya, telah membawa Yakub melewati kesukaran-kesukaran itu. Setelah lepas dari tangan Laban, kini Yakub menjumpai masalah lain yang lebih sulit, yakni ia harus menghadapi Esau, seorang yang dulu bertekad hendak membunuhnya. Di belakangnya ada Laban dan di depannya ada Esau. Oleh belas kasihan Allah, ia sudah dilepaskan dari Laban, tetapi sekarang ia harus berhadapan muka dengan Esau.
Kejadian 32:1-2 berkata, “Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia. Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia, ‘Ini bala tentara Allah.’ Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim.” Malaikat-malaikat Allah memang secara tidak kelihatan senantiasa hadir bersama orang-orang pilihan-Nya. Dalam peristiwa ini, malaikat-malaikat Allah menampakkan diri kepada Yakub dan Yakub melihat mereka. Yang dilihat bukannya sejumlah kecil malaikat, melainkan dua pasukan bala tentara. Ini mengingatkan kita akan Mazmur 34:8 yang berkata, “Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.” Hadirnya dua pasukan tentara malaikat ini seharusnya merupakan suatu dorongan besar bagi Yakub yang sedang terbentur kesulitan ini. Namun ia masih tetap saja khawatir kalau-kalau saudaranya akan membunuh dia.
Di sini kita nampak ada seorang yang sangat sukar diyakinkan, bahkan oleh malaikat-malaikat Allah sekalipun! Betapa degilnya hati Yakub. Ia telah berjumpa dengan Allah (Kej. 31:13), telah mengalami pertolongan Allah (Kej. 31:42), dan kini iapun telah berjumpa dengan malaikat-malaikat Allah, tetapi tetap khawatir. Ketika kita berada di dalam kesulitan, kitapun sering berlaku seperti Yakub. Kita telah banyak mendengar perkataan Allah, menerima janji-janji-Nya, bahkan berulang kali dengan nyata telah mengalami pertolongan Allah, tetapi hati kita tepat sulit untuk diyakinkan. Kita masih belum bersandar Dia, sebaliknya masih terus khawatir dan berusaha dengan pengertian kita sendiri. Kiranya Tuhan menerangi kita dan meremukkan kedegilan hati kita sehingga kita menjadi orang yang sepenuhnya bersandar Dia.

Penerapan:
Kegunaan kita di tangan Allah tidak tergantung pada kekuatan lahiriah ataupun tekad alamiah kita, melainkan tergantung pada persembahan diri kita kepada Allah. Walau kita sering gagal dan mudah menjadi lemah, Allah masih bisa memakai kita. Yang kita perlukan adalah bersandar kepada-Nya, menikmati Dia, dan menempuh hidup yang ibadah dalam sikap yang takut akan Tuhan.

Pokok Doa:
Ya Bapa, hari ini kembali kuserahkan diriku ke dalam tangan-Mu yang kuat. Bapa, aku sadar bahwa aku adalah orang yang lemah dan sering gagal. Suplailah aku dengan anugerah-Mu, sehingga aku boleh dikuatkan di dalam manusia batiniahku.

No comments: