Hitstat

15 December 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 3 Sabtu

Tiba Saatnya untuk Pergi
Kejadian 31:13
“Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu.”

Setelah mewahyukan diri-Nya sebagai Allah yang di Betel itu, Allah berfirman kepada Yakub, “Maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu” (Kej. 31:13b). Perkataan ini keluar langsung dari mulut Allah. Allah yang memimpin Yakub ke rumah Laban, pamannya, Allah pula yang akan memimpin dia keluar dari rumah itu. Tahun-tahun yang berat bagi Yakub di rumah Laban telah berakhir. Allah sudah mengukur semuanya, tahun-tahun itu tidak terlalu pendek, juga tidak terlalu panjang. Perlakuan Laban kepada Yakub selama dua puluh tahun ini sudah cukup. Kini Allah menghendaki Yakub pergi dari rumah Laban.
Penanggulangan yang Allah izinkan menimpa Yakub melalui Laban, ternyata ada batasnya. Allah tidak akan membiarkan kita setiap waktu menderita penanggulangan. Allah tahu kapan waktu yang terbaik bagi kita untuk masuk ke dalam “ruang” penanggulangan, dan kapan saatnya penanggulangan itu berakhir. Bukan hanya Yakub, tetapi Ayub, Daud, dan semua orang kudus yang mengikuti Tuhan sesuai dengan hasrat hati-Nya pasti mengalami panas dan tekanan penanggulangan Allah sehingga mereka dapat diubah menjadi batu-batu hidup yang berguna bagi pembangunan Allah. Semua penderitaan yang dialami oleh kaum imani telah ditakar oleh Allah. Allah hanya mengizinkan penanggulangan itu berlangsung sampai batas tertentu. Penanggulangan yang akan kita alami ada batasnya. Pada prinsipnya kita semua harus mengalami tekanan dan panasnya penanggulangan Allah. Hanya dengan demikian kita akan diubah menjadi batu-batu hidup bagi pembangunan Allah.

Mengalami Ujian dan Kesetiaan Allah
Yes. 57:15-16; 1 Kor. 10:13

Demi pengubahan kita, kadang-kadang Tuhan mengizinkan hal-hal tertentu menimpa kita, tetapi masih ada batasnya, karena Tuhan mempedulikan roh kita. Ia tahu, bahwa roh kita tidak dapat menanggung beban yang terlalu berat dalam suatu situasi yang sulit, maka Ia tidak akan mengizinkan beban yang terlalu berat, supaya roh kita tidak menjadi lemah lesu (Yes. 57:15-16). Dilihat dari sudut pandang Allah, dua puluh tahun Yakub di rumah Laban merupakan penanggulangan Allah. Tetapi dilihat dari sudut pandang manusia, tinggal dan bekerja di rumah Laban merupakan ujian bagi Yakub. Dalam 1 Korintus 10:13, Paulus menuliskan, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Kata “pencobaan” dalam ayat ini juga mengandung arti “ujian”. Yakub selama dua puluh tahun tinggal dan bekerja di rumah Laban, ia ditanggulangi oleh Allah, juga mengalami ujian. Namun, baik penanggulangan maupun semua ujian itu tidaklah melampaui kekuatannya. Ketika waktunya genap, Allah akan memberikan jalan keluar.
Allah di dalam kesetiaan-Nya tidak akan mengizinkan ujian maupun penanggulangan apa pun menimpa kita melampaui apa yang dapat kita tanggung. Bersamaan dengan pencobaan itu, Ia akan memberikan jalan keluar kepada kita. Perkataan ini sangat mendorong dan menghibur kita. Kita mungkin berpikir bahwa penanggulangan itu akan menyengsarakan kita selamanya, tetapi Paulus menegaskan bahwa ujian yang kita alami adalah ujian yang biasa bagi manusia. Allah itu setia dan tidak akan membiarkan kita mengalami ujian yang melampaui kekuatan kita. Bersamaan dengan ujian itu, Ia akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya. Allah tidak membebaskan anak-anak-Nya dari berbagai ujian. Walau demikian, Allah tidak mengirimkan ujian terus-menerus. Yakub dipilih Allah untuk mengalami ujian-ujian agar menjadi Israel milik Allah, membawa berkat Allah kepada setiap orang. Ia melambangkan seorang beriman yang dipilih Allah, menikmati kasih Allah Bapa, dan kasih karunia Allah Putra, dan mengalami pengubahan Allah Roh melalui ujian-ujian dalam lingkungannya sehingga menjadi seorang manusia yang matang, untuk membagikan berkat Allah kepada orang lain. Pada saat kita berada dalam Kristus dan menikmati kekayaan-Nya, Roh itu akan memimpin kita mengalami segala bentuk ujian dalam lingkungan kita agar kita diubah oleh Roh itu menjadi Israel, pangeran Allah.

Penerapan:
Persembahan diri yang sejati seharusnya membuat kita menjadi orang yang bertindak, aktif, selalu mencari Tuhan dan kehendak-Nya. Kita tidak tahu berapa lama waktu yang akan Tuhan pakai untuk menanggulangi kita, tetapi di pihak kita, kita harus belajar senantiasa mengucap syukur, memuji Dia, mencari Dia, dan melayani Dia dengan setia. Bila kita mengerjakan bagian kita, maka Dia akan mengerjakan bagian-Nya.

Pokok Doa:
Ya Tuhan Yesus, aku bersyukur atas segala tekanan dan terik panasnya penanggulangan-Mu. Ubahlah aku menjadi batu hidup bagi pembangunan rumah-Mu. Aku mau menjadi anggota Tubuh-Mu yang hidup dan berfungsi.

No comments: