Hitstat

31 December 2006

Kejadian Volume 10 - Minggu 2 Senin

Seorang Laki-laki Bergulat dengan Yakub
Kejadian 32:24
“Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.”

Kejadian 32:22-32 merupakan sebuah catatan pengalaman yang menentukan dalam hidup Yakub, orang pilihan Allah. Sesudah Yakub menyeberangkan kedua istrinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya di tempat penyeberangan sungai Yabok, lalu tinggallah Yakub seorang diri. Yakub saat itu mungkin sedang berpikir lebih lanjut mengenai situasinya serta kalut harus bertindak apa untuk menghadapi serangan Esau. Pada saat itulah, seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing (Kej. 32:22-24). Lawannya ini bukanlah malaikat, tetapi Allah sendiri dalam bentuk manusia. Yakub pastilah sangat terkejut, tidak disangkanya di larut malam, ketika ia sedang kehabisan akal, seseorang datang menghampirinya seraya mencoba dengan sekuatnya untuk membanting dia. Yakub tidak mau mengalah, maka mereka berdua bergulat semalaman suntuk sampai fajar menyingsing.
Dalam Alkitab tidak dibentangkan bahwa ketika Yakub tinggal sendirian, ia berdoa. Sering, ketika tanpa kesulitan, kita bisa berdoa. Tetapi ketika terbentur kesulitan yang sangat besar, kita malahan tidak bisa berdoa. Kesulitan lebih banyak, doa kita lebih sedikit. Dikarenakan kesulitan terlalu rumit dan situasi terlalu serius, kita malah tidak dapat berdoa. Mengapa? Karena kita belum “terpukul” jatuh. Kita sering seperti Yakub, di satu sisi kita tidak dapat maju ke depan, dan di sisi yang lain, kita tidak pula berdoa. Kita mungkin merasa masih memiliki kekuatan untuk mencari jalan keluar sendiri. Allah perlu menaklukkan kita sampai kita tidak lagi mengandalkan kekuatan dan hikmat diri sendiri, tetapi menjadi orang yang berdoa, orang yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan.

Allah Bergulat dengan Yakub
Kej. 28:15; 31:3; 32:24-25

Dalam mimpinya di Betel, Yakub menerima janji yang tegas dari Tuhan. Tuhan mengumumkan kepadanya, “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu” (Kej. 28:15). Ketika tiba saatnya Yakub meninggalkan Laban, Tuhan berkata kepada Yakub, “Pulanglah ke negeri nenek moyangmu dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau” (Kej. 31:3). Namun Yakub masih tetap mengandalkan dirinya sendiri serta menggunakan kemampuan alamiahnya untuk menyelamatkan diri dari situasi yang sulit.
Pada malam hari, ketika Yakub tengah berusaha dengan kekuatan dan caranya sendiri menyelamatkan keluarga dan harta miliknya, Allah menjumpai dia. Di tempat ini bukan Yakub yang berbuat sesuatu, bukan Yakub yang berdoa, juga bukan Yakub yang bergulat dengan Allah, melainkan Allah datang bergulat dengan Yakub (Kej. 32:24-25). Allah Apa yang disebut bergulat? Bergulat adalah berusaha menekan seseorang di bawahnya. Allah datang bergulat dengan Yakub, berarti Allah akan membuat Yakub taat di bawah-Nya, membuat Yakub tidak ada kekuatan, membuat Yakub tidak bisa bergerak, membuat Yakub tidak dapat berontak lagi. Bergulat berarti menjatuhkan dan kemudian menekan sehingga tidak dapat bergerak lagi. Alkitab memberitahu kita, Allah datang bergulat dengan Yakub, tetapi Allah tidak bisa mengalahkannya.
Apa artinya Allah tidak bisa mengalahkan dia? Ketika kita tidak bersandar Allah, ketika kita merencanakan sendiri, ketika kita merasa puas, kita harus mengakui, Allah tidak bisa mengalahkan kita. Ketika kita dengan kekuatan sendiri melaksanakan kehendak Allah, dengan berbagai cara yang berasal dari alamiah menolong diri sendiri, kita harus mengakui, Allah tidak bisa mengalahkan kita. Banyak orang Kristen yang telah percaya Tuhan bertahun-tahun masih harus mengakui, bahwa Allah tidak bisa mengalahkan mereka. Mereka masih bagitu pandai, mereka masih begitu kuat, masih begitu cakap, masih begitu banyak akal. Allah belum bisa mengalahkan mereka. Mereka tidak pernah dibanting oleh Allah, mereka belum pernah dikalahkan oleh Allah. Kalau sudah dikalahkan oleh Allah, mereka pasti dapat berkata, “Aku tidak mampu lagi! Ya Allah, aku tunduk!” Saudara saudari, mungkin kita dengan Allah sudah bergumul selama lima tahun atau sepuluh tahun, tetapi Allah belum mengalahkan kita. Kita belum pernah sekali pun dibawa oleh Allah sampai berkata, “Aku sudah habis. Aku tidak bisa berdiri lagi. Aku sudah tidak ada akal lagi.” Kalau demikian, berarti Allah belum mengalahkan kita.

Penerapan:
Kita perlu membiarkan Tuhan menjamah pangkal kekuatan alamiah kita, sehingga kita tidak lagi mengandalkan diri sendiri dalam mengikuti Tuhan. Lebih dini Tuhan membereskan kita, lebih baik. Jalan terbaik untuk mengalami pemberesan Tuhan adalah dengan menempuh kehidupan gereja yang wajar. Hanya di dalam gerejalah alamiah kita dengan riil dapat disingkapkan dan ditanggulangi oleh Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku yang masih jauh dari tujuan-Mu. Remukkanlah sumber kekuatan alamiahku. Ajarlah aku sehingga aku boleh dengan sederhana bersandar pada-Mu seperti seorang anak kecil.

No comments: