Hitstat

04 January 2007

Kejadian Volume 10 - Minggu 2 Jumat

Makna Pniel
Kejadian 32:30
“Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: ‘Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!’”

Sesudah Allah memberkatinya, Yakub baru sadar dengan sepenuhnya, bahwa orang yang telah bergulat dengannya itu adalah Allah. Lalu ia menamai tempat di mana ia bergulat itu itu Pniel, artinya “wajah Allah”. Apakah sebenarnya arti Pniel, baik bagi Yakub maupun bagi kita? Setiap orang Kristen harus memiliki pengalaman di Pniel. Tanpa memiliki pengalaman di Pniel, kita tidak akan dapat maju mengalami Betel. Pengalaman di Pniel membantu kita mencapai Betel. Asalnya di atas diri kita ada satu ciri khusus yang keras/tegar. Ciri khusus ini mengendalikan kita, ciri khusus ini menjadi prinsip perilaku kita, ciri khusus ini juga merupakan tumpuan kekuatan alamiah kita; tetapi pada hari-hari biasa, kita tidak mengetahui. Sampai pada suatu hari, tangan Allah menjamah bagian tersebut. Allah memperlihatkan kepada kita letak kekuatan alamiah kita. Demikian kita baru nampak, bahwa inilah ciri khusus kita yang paling jelek, paling jahat dan paling najis.
Apa yang kita megahkan, yang kita anggap mulia, yang kita anggap luar biasa, yang kita anggap lebih baik daripada orang lain, yang membuat kita merasa puas seumur hidup, sekarang tiba-tiba diterangi oleh Allah, sehingga kita nampak bahwa semua itu adalah kehidupan daging, adalah hayat yang najis, adalah kehidupan yang rusak, adalah kehidupan yang patut dibenci. Terang yang menyoroti kita itulah yang disebut Pniel – wajah Allah. Pniel berarti Allah datang untuk menjamah hidup kita, membuat kita nampak bahwa sejak hari ini, kita tidak dapat lagi mengandalkan diri sendiri, melainkan Tuhan semata!

Pengalaman di Pniel
Kej. 32:30

Di depan Allah, masing-masing kita mempunyai kekuatan alamiah yang perlu dibereskan. Tetapi ketika kita belum nampak terang Allah, kita malah menganggap titik itu patut dihargai, patut dimegahkan. Saudara saudari, kita harus hati-hati pada sesuatu yang dapat kita megahkan. Banyak orang Kristen yang kekuatan kehidupan alamiahnya bertumpu pada sesuatu yang ia megahkan. Jarang sekali ada orang Kristen yang kehidupan alamiahnya bertumpu pada sesuatu yang tidak ia megahkan. Sebab itu, pada sesuatu yang kita megahkan, kita harus sangat hati-hati. Sering kali sesuatu yang kita megahkan adalah justru yang akan dibereskan oleh Allah. Mungkin titik itu adalah pangkal paha kita. Allah akan menerangi kita, Allah akan menjamah pangkal paha kita itu. Ketika tangan Allah menjamah titik kita itu, kita merasakan sangat malu sekali.
Orang yang sedikit mengalami Pniel, akan bersaksi, ketika pangkal pahanya dijamah oleh Allah, ia tidak hanya lemah bahkan sangat malu. Ia akan berkata, “Mengapa saya demikian bodoh! Saya mengira ini baik, itu juga baik, temyata semua itu adalah perkara yang memalukan!” Ia akan merasakan, bahwa dirinya di depan Allah adalah orang yang bobrok sekali. Saudara saudari, begitu kita dijamah oleh Allah, kita akan nampak, bahwa semua yang kita kerjakan dulu sangat jelek. Kita bisa merasa heran, mengapa kita dulu menganggap perkara-perkara itu sebagai perkara yang mulia, menganggap itu adalah keistimewaan kita yang baik, bahkan mengira orang lain masih tidak seperti kita. Di sinilah Allah menjamah kita.
Pniel, dalam bahasa Ibrani berarti “wajah Allah”. Wajah Allah adalah terang Allah. Dahulu, Allah dengan tangan menjamah sendi pangkal paha Yakub. Hari ini, Allah dengan terang menjamah kehidupan alamiah kita. Begitu terang Allah menerangi kita, kita segera nampak, bahwa dulu yang kita anggap baik, yang kita anggap mulia, yang kita anggap istimewa, ternyata sangat memalukan, sangat bodoh. Pada suatu hari kita harus melewati Pniel. Allah harus menjamah kehidupan alamiah kita, barulah kita bisa menjadi orang yang berguna di tangan Tuhan. Pada suatu hari kita harus melewati ini. Tentu kita sendiri tidak bisa tergesa-gesa, tetapi kita bisa menyerahkan kepada Tuhan, Pencipta yang setia, mohon Dia mengatur situasi, sehingga Dia membawa kita mencapai satu tahap, nampak semua perkara yang kita megahkan adalah perkara yang memalukan, adalah perkara yang bodoh. Semoga Allah membelaskasihani kita, dan memberi kita terang, supaya karena melalui Pniel- wajah Allah - yang memancarkan terang menerangi kita, sehingga pekerjaan Allah di atas diri kita bisa tergenap.

Penerapan:
Jangan melewatkan setiap kesulitan yang menimpa kita, seolah-olah semua kesulitan itu datang secara kebetulan. Kita harus menganggap setiap permasalahan yang sedang kita hadapi itu berharga, karena melalui kesulitan itulah Tuhan akan menyingkapkan keadaan kita yang sebenarnya. Selanjutnya, kita perlu memiliki pertobatan yang tuntas atas perihal apa yang Tuhan terangi. Demikian, kita mengalami Pniel - wajah Allah.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, bila di waktu yang lampau aku terus bergumul dengan-Mu, maka hari ini berilah aku kekuatan untuk menyerah terhadap-Mu. Biarlah terang wajah-Mu terus menyoroti aku, sehingga aku boleh dengan segera menghentikan segala daya upayaku yang menghambat pekerjaan-Mu.

No comments: