Hitstat

22 January 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 1 Selasa

Akibat Dosa Perzinahan
Kejadian 35: 22b-23
“Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya. Anak-anak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon.”

Ruben dilahirkan sebagai anak sulung Yakub. Sebagai anak sulung, Ruben adalah pemilik dari hak kesulungan. Namun sewaktu Yakub menetap berdekatan dengan menara Eder, sewaktu Yakub sedang menempuh hidup yang nyaman, Ruben berzinah dengan gundik ayahnya. Perkara yang cemar ini menyebabkan dia kehilangan hak sulungnya (Kej. 49:3-4). Satu Tawarikh 5:1-2 dengan jelas menunjukkan bahwa hak sulung itu kemudian diberikan kepada Yusuf. Karena telah melakukan dosa yang najis, Ruben harus kehilangan hak kesulungannya. Sebaliknya, karena kemurniannya, Yusuf mendapatkan hak kesulungan (Kej. 39:7-12).
Pada zaman ini, perzinahan sudah merupakan suatu hal yang umum. Hubungan dengan lawan jenis sering melewati batas-batas kesopanan. Cobalah kita catat, dalam surat kabar, ada berapa peristiwa perzinahan dalam sehari. Sebagai umat tebusan Allah, kita harus memelihara hak kesulungan kita, memelihara tubuh kita melalui menjauhkan diri dari perzinahan. (1 Tes. 4:3-7) dan hidup dalam kekudusan dan kehormatan. Jangan memberikan anggota-anggota tubuh kita pada segala sesuatu yang berdosa. Dunia hari ini penuh dengan kecemaran dan kekotoran. Ini membuat kita sulit untuk memelihara tubuh kita. Ke mana pun kita pergi ada elemen-elemen yang cemar. Kita tidak seharusnya mencoba atau bahkan pergi pada sesuatu yang cemar. Jika kita melarikan diri dari kecemaran (2 Tim. 2:22), kita akan bertumbuh di dalam hayat, demikian kita memelihara hak kesulungan kita. Selama kita hidup di atas bumi ini, kita harus berjuang untuk memelihara tubuh kita, menjauhkan diri dari kecemaran.

Perlunya Hidup di dalam Kekudusan
1 Tes. 4:3-5; Kej. 1:26; Rm. 6:6

Satu Tesalonika 4:3-5 mengatakan, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.” Kehendak Allah adalah agar umat tebusan-Nya, kaum beriman dalam Kristus, menempuh hidup yang kudus berdasarkan sifat kudus-Nya, sepenuhnya terpisah bagi-Nya dari segala sesuatu yang bukan diri-Nya. Untuk ini, Dia perlu menguduskan kita seluruhnya. Pada zaman Paulus, baik di Korintus maupun di Tesalonika, kemesuman dan pelampiasan hawa nafsu merupakan hal umum dalam agama kafir dan bahkan dikembangkan oleh penyembahan kafir.
Manusia dijadikan untuk mengekspresikan Allah (Kej. 1:26). Disinggung dari tujuan ini, tidak ada perkara yang lebih merusak manusia daripada percabulan. Percabulan membuat manusia tidak kudus, tidak terpisah bagi Allah, bahkan mencemari manusia sampai puncaknya sehingga manusia tidak bisa menggenapi tujuan kudus Allah. Karena itu, rasul dengan tegas menasihati orang bukan Yahudi yang baru beroleh selamat agar mereka menguduskan diri bagi Allah, menjauhi percabulan, dosa yang paling kotor/kasar dalam pandangan Allah, supaya mereka bisa terhindar dari perusakan dan pencemarannya.
Jika kita ingin memelihara tubuh kita dalam kekudusan dan penghormatan, kita harus menempuh kehidupan yang tidak lagi menuruti keinginan daging, sebaliknya harus membiarkan diri kita senantiasa dipimpin oleh Roh. Roma 6:6 mengatakan, “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” Kedua, untuk memelihara tubuh kita dalam pengudusan dan penghormatan, kita tidak boleh lagi memberikan anggota tubuh kita yang manapun untuk sesuatu yang berdosa. Sebagai contoh, kita harus menjaga mata kita terhadap gambar-gambar yang najis dan menjaga telinga kita dari hal-hal yang kotor. Banyak hal yang disiarkan melalui radio dan televisi adalah cemar. Tidak sedikit kaum beriman yang telah bersaksi bahwa mereka tidak dapat tahan mendengarkan pembicaraan tertentu diantara mereka yang berada di sekolah atau di pekerjaan, karena pembicaraan tersebut sangat najis. Banyak orang dunia dapat berbicara mengenai hal-hal dosa tanpa perasaan malu sedikitpun. Oleh karena itu, kita perlu menjaga tubuh kita untuk tidak melihat dan mendengar hal-hal yang mencemarkan, dan merusaknya. Ini adalah untuk memelihara tubuh kita dalam pengudusan.

Penerapan:
Hubungan lawan jenis di antara anak-anak Allah, haruslah ada jarak, ada batasan. Billy Graham, seorang hamba Tuhan, pernah bersaksi bahwa ketika dia berbicara dengan lawan jenis, dia selalu berada di ruang terbuka dengan diketahui oleh orang lain, dan tidak pernah di ruang tertutup. Kita perlu memiliki kesaksian yang berkebalikan dengan orang dunia pada umumnya.

Pokok Doa:
Ya Tuhan,lindungilah aku dari hal-hal yang cemar. Aku tidak mau dirusak oleh cara hidup duniawi yang menyesatkan. Tariklah aku lebih dekat kepada-Mu, bergaul dengan-Mu, berjalan di dalam terang firman-Mu. Amin.

No comments: