Hitstat

19 January 2007

Kejadian Volume 10 - Minggu 4 Sabtu

Reaksi terhadap Janji Allah
Kejadian 35:14
“Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.”

Dalam Kejadian 35:14-15, kita nampak reaksi Yakub kepada janji Allah. Setiap kali Tuhan berbicara kepada kita, kita harus bereaksi. Tidak boleh dungu, bisu, atau mati. Ketika Allah berfirman kepada Yakub, ia segera bereaksi. Ayat 14 mengatakan, “Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni tugu batu.” Hal pertama yang dilakukan Yakub sebagai reaksi terhadap firman Allah yaitu mengulangi apa yang ia lakukan di Betel pada pertama kalinya — mendirikan tugu batu. Dalam batin, Yakub merasa bahwa ia telah diperoleh Allah untuk membangun bait Allah di bumi. Yakub telah berjanji mau membangun bait Allah di bumi. Akhirnya, Salomo yang mendirikan bait ini, sehingga minatnya terkabul.
Kedua, Yakub menuangkan arak persembahan ke atas tugu batu (Kej. 35:14). Sebelum ia menuangkan minyak ke atas tugu, ia menuangkan arak persembahan ke atasnya yang melambangkan kurban curahan. Terakhir, Yakub menuangkan minyak ke atas tugu. Ini berarti Allah menuangkan Roh-Nya ke atas umat pilihan-Nya pembangunan rumah-Nya. Namun penuangan minyak ke atas tugu adalah sesudah penuangan kurban curahan ke atas tugu. Ini menunjukkan bahwa penuangan diri kita sebagai kurban curahan kepada Allah menghasilkan penuangan Roh Allah bagi pembangunan-Nya.
Kejadian 35:15 mengatakan, “Yakub menamai tempat di mana Allah telah berfirman kepadanya ‘Betel’.” Semakin lama kita tinggal dalam gereja, semakin kita mengalami Kristus dalam gereja, kita pun semakin diyakinkan bahwa tempat inilah Betel. Kita dengan berani mengucapkan, “Inilah gereja dan aku di dalamnya.” Kiranya kita semua memiliki keyakinan ini.

Penanggulangan yang Lebih Dalam
Kej. 35:16-20; Yes. 53:3; Kis. 2:33; Ibr. 1:3; Luk. 2:35

Setelah tinggal di Betel cukup lama, Yakub berangkat dari sana (Kej. 35:16). Pada saat Yakub meneruskan perjalanan dari Betel, ia mengalami penanggulangan yang lebih dalam dan lebih pribadi: Rahel, istri kesayangannya, meninggal ketika melahirkan Benyamin, anak Yakub yang bungsu (Kej. 35:16-20). Pengalaman ini menyangkut perkara mati dan lahir, rugi dan untung. Yakub kehilangan Rahel dan memperoleh Benyamin. Rahel mewakili pilihan Yakub yang alamiah. Lea serta dua budak perempuannya bukan pilihan hati Yakub. Hati Yakub seluruhnya terletak pada Rahel; ia tidak menaruh hati pada ketiga lainnya. Setiap perkara dalam Alkitab mengandung tujuannya. Sebelum pengalaman di Betel, Allah membiarkan pilihan hati Yakub yang alamiah. Tetapi setelah pengalaman di Betel, pilihan alamiahnya telah disingkirkan darinya. Sebelum kita memasuki kehidupan gereja, kita tetap mempunyai konsepsi, pilihan dan kecenderungan alamiah. Namun setelah pengalaman di Betel, kita harus bersiap kehilangan pilihan alamiah kita. Sesudah kita mengalami kehidupan gereja, pilihan alamiah kita harus dikebelakangkan.
Kejadian 35:18 mencantumkan, “Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas —sebab ia mati kemudian — diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin.” Anak ini diberi dua nama, satu dari ibunya dan satu dari ayahnya. Ben-oni berarti “anak sengsara”. Rahel memberi nama ini karena ia menderita sengsara dan dalam kesusahan. Namun Yakub segera mengubahnya menjadi Benyamin, yang berarti “anak tangan kanan”. Di semesta jagad ini hanya ada satu yang sekaligus merangkap anak sengsara dan anak tangan kanan – yaitu Kristus. Di satu pihak, Kristus itu Ben-oni dan di pihak lain Dia itu Benyamin. Kristus itulah Sang ajaib yang beraspek dua ini. Tidak seorang pun pernah menderita sengsara sebanyak Kristus dan tidak seorang pun telah dijunjung setinggi Kristus. Yesaya 53:3 melukiskan Dia sebagai “seorang yang penuh kesengsaraan”. Kisah Para Rasul 2:33 meneterakan bahwa Ia “ditinggikan oleh tangan kanan Allah” dan Ibrani 1:3 memaktubkan bahwa Ia duduk “di sebelah kanan Yang Maha-besar”. Mula-mula Yesus sebagai anak sengsara, anak menderita. Rahel bukan satu-satunya orang yang mengalami sengsara ini; Maria, ibu Kristus, juga mengalaminya. Menurut Lukas 2:35, jiwanya ditembusi oleh pedang karena penderitaan anaknya. Tetapi setelah tiga puluh tiga setengah tahun, dalam kebangkitan dan kenaikan, Kristus telah menjadi Anak tangan kanan Allah. Sebab itu, tidak seorang dapat menyangkal bahwa Benyamin adalah sebuah lambang Kristus yang sengsara dan yang telah ditinggikan.

Penerapan:
Kita perlu menjadi orang yang memberikan respon terhadap panggilan Allah dengan mutlak. Tak peduli betapa lemahnya kita, kita harus cepat-cepat menjawab panggilan Allah dan meninggalkan segala yang bukan Allah. Makin cepat kita maju, makin baik. Keluarlah dari segala yang bukan Allah. Jangan mempercayai kelemahan kita, tetapi percayalah akan kuat kuasa Allah. Dialah yang memampukan kita untuk berbagian dalam pembangunan rumah-Nya.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, bagiku Engkau telah mengorbankan segalanya, tetapi bagi-Mu, aku belum menuangkan diriku sedikitpun. Tuhan, berilah aku kesempatan untuk menuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupku bagi kesaksian-Mu, bagi gereja-Mu.

No comments: