Hitstat

14 January 2007

Kejadian Volume 10 - Minggu 4 Senin

Diingatkan oleh Allah
Kejadian 35:1
“Allah berfirman kepada Yakub: ‘Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu.’”

Dalam Kejadian 35:1 dikatakan, “Dan Allah berfirman kepada Yakub, ‘Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu’” (TL.). Kata sambung “dan” pada permulaan ayat ini menunjukkan bahwa firman Allah yang dikatakan kepada Yakub ini adalah kelanjutan dari perkara yang berlangsung dalam pasal sebelumnya. Di pasal sebelumnya, Yakub mengalami peristiwa yang berat di mana putri satu-satunya dinodai dan kedua anak laki-lakinya membunuh Sikhem dan Hemor, berikut semua laki-laki di kota mereka. Setelah Yakub mengalami peristiwa yang berat itu, maka kini ia dapat menerima firman Allah. Hatinya pasti telah dilunakkan oleh peristiwa itu. Kalau tidak ada peristiwa itu, mungkin Yakub akan tetap berkeras untuk tinggal menetap di Sikhem, lupa akan Betel.
Dalam situasi yang serba nyaman, mungkin kita tidak begitu tanggap terhadap firman Allah. Kita merasa bahwa kenyamanan itu adalah penegasan bahwa kita sudah berada di posisi yang Tuhan kehendaki. Kita tidak lagi peka terhadap kehendak dan tujuan Allah. Karena itu, tidak jarang pada suatu hari Allah akan dengan kedaulatan-Nya membawa kita ke dalam suatu peristiwa yang berat. Tujuannya bukan semata-mata agar kita menderita, melainkan agar hati kita dilembutkan kembali terhadap firman Allah. Mungkin kita sudah lama melupakan panggilan kita untuk melayani Dia, atau lupa akan persembahan diri kita. Saat itu, Allah akan mengingatkan kita melalui situasi. Allah menghendaki kita hidup bagi tujuan-Nya, bukan bagi kenyamanan diri sendiri.

Allah Menyuruh Yakub Pindah ke Betel
Kej. 35:1

Sebelum terjadi kesulitan besar dalam Kejadian 34, Allah seolah tidak berdaya menyuruh Yakub pindah ke Betel. Kalaupun Allah berbicara, belum tentu Yakub akan mendengarkannya. Namun kini, anak perempuannya telah ternoda, anak laki-lakinya menimbulkan celaka yang begitu menghebohkan, akibatnya Yakub kehilangan rasa tenteram dan aman. Di tengah kebingungannya, Allah datang bersabda, menyuruhnya pergi ke Betel. Setelah melalui peristiwa ini, barulah Yakub dapat menerima firman Allah yang menyuruhnya pergi ke Betel. Kita sering tidak dapat menerima firman Allah tanpa adanya kesulitan. Allah tidak pernah mengucapkan perkataan sia-sia kepada kita. Seringkali Ia harus menunggu kita setelah menjumpai suatu masalah, baru Ia mau berbicara kepada kita.
Allah menyuruh Yakub pergi ke Betel. Menurut segi letaknya, Betel terletak di sebelah selatan Sikhem. Pergi ke Betel berarti berjalan menuju ke selatan. Dengan sangat saksama Allah berpesan kepada Yakub, menyuruhnya ke Betel, tinggal di sana, dan mendirikan mezbah bagi Allah. Perkataan ini pendek, tetapi sangat dalam maknanya. Dengan kata lain, Allah seakan-akan berfirman kepadanya, “Yakub, apakah engkau lupa akan janjimu? Setelah mimpimu di Betel, engkau pernah berjanji untuk mendirikan bait bagi-Ku. Bagaimana sekarang? Aku menyuruh engkau kembali, menolongmu dari tangan Laban, menyelamatkan engkau dari Esau, lagipula membawa engkau kembali dengan aman ke tempat nenek moyangmu. Maksud-Ku, engkau harus bangun dan pergi menuju tempat di mana engkau bermimpi dan berjanji membangun bait bagi-Ku. Sekarang pergilah ke Betel, menetaplah di sana, serta dirikanlah mezbah bagi Allah yang telah menampakkan diri-Nya kepadamu.”
Walaupun di Sikhem Yakub mengikuti jejak nenek moyangnya menempuh hidup berkemah sebagai kaum terpanggil, berkesaksian mezbah, namun kehidupan di Sikhem masih belum mencapai taraf kehendak Allah. Maksud tujuan Allah ialah ingin memperoleh Betel yaitu rumah-Nya di bumi. Hari ini banyak orang Kristen yang mirip Yakub, tetap tinggal di Sikhem – menempuh kehidupan orang Kristen individual. Mereka maju mengikuti jejak umat saleh yang di depan, serta beroleh kekuatan. Mereka hidup berkemah, memiliki kesaksian mezbah, menempuh hidup kaum terpanggil. Namun berhubung mereka belum mencapai taraf kehendak Allah, hati Allah belum dipuaskan. Akibatnya perkara malang, satu demi satu menimpa ke atas mereka. Ini adalah untuk menyediakan hati mereka agar mau mendengarkan firman Allah, yang menyuruh mereka ke Betel – kehidupan gereja yang tepat, tinggal di sana, membangun mezbah bagi Allah.

Penerapan:
Sering kita menganggap bahwa “lupa” adalah perkara yang biasa dalam hidup kita. Tetapi menurut firman Tuhan, lupa merupakan salah satu cara yang Iblis lakukan agar firman Tuhan tidak dapat bertumbuh di atas “tanah” hati kita (Luk. 8:12). Oleh karena itu, kita harus menjaga pikiran kita dengan melatih roh kita, menghafal firman Tuhan, agar Iblis tidak ada kesempatan untuk mencuri firman yang telah tertabur ke dalam kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku yang sering melupakan rumah-Mu, melupakan keperluan-Mu. Tuhan, palingkanlah aku dan condongkanlah hatiku agar selalu tertuju kepada rencana dan tujuan-Mu. Makna hidupku bukanlah untuk kenyamanan duniawi, tetapi bagi terwujudnya tujuan kekal-Mu.

No comments: