Hitstat

25 January 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 1 Jumat

Yusuf Melayani Saudara-saudaranya
Kejadian 37:13
“Lalu Israel berkata kepada Yusuf: ‘Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.’ Sahut Yusuf: ‘Ya bapa.’”

Setelah Yusuf menceritakan mempinya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: “Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?” Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya. Pada suatu kali pergilah saudara-saudara Yusuf untuk menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Kemudian Yusuf diutus ayahnya untuk melihat saudara-saudaranya (Kej. 37:13-17). Ketika saudara-saudara Yusuf “melihatnya dari jauh, sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya” (Kej. 37:18). Mereka memberi Yusuf sebuah julukan, serta berkata seorang kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang” (Kej. 37:19). Mereka telah bersepakat untuk membunuh Yusuf dan kemudian membohongi ayah mereka tentang apa yang telah terjadi (Kej. 37:20).
Kehidupan Yusuf adalah salinan kehidupan Kristus: sebagai gembala (Kej. 37:2; Yoh. 10:11-16); sebagai orang yang dikasihi bapanya (Kej. 37: 3-4; Mat. 3:17); sebagai orang yang diutus oleh bapanya untuk melayani saudara-saudaranya menurut kehendak bapanya (Kej. 37:12-17; Yoh. 6:38); sebagai orang yang dibenci, dianiaya, dan dikhianati (dijual) oleh saudara-saudaranya (Kej. 37:5, 18-36; Mat. 26:4, 14-16). Jika kita ingin melayani saudara-saudara kita, pada prinsipnya kita pun harus siap dengan berbagai perlakuan yang akan kita terima. Hanya apabila kita telah mempersenjatai diri kita dengan pikiran untuk menderita, barulah kita dapat melayani saudara-saudara kita dengan setia (1 Ptr. 4:1).

Yakub Kehilangan Buah Hatinya
Kej. 37:19-35

Kejadian 37:19-20 mencatat, “Kata mereka seorang kepada yang lain: Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!’” Ruben, saudara Yusuf yang tertua ingin meloloskan Yusuf dari tangan mereka. Ketika ia mendengar tentang siasat mereka, “Ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya, ‘Janganlah kita bunuh dia! Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia’” (Kej. 37:21-22). Ruben bermaksud melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.
Ketika Ruben tidak ada di tempat, Yehuda menyarankan agar lebih baik menjual Yusuf kepada kafilah Ismael (Kej. 37:25-27). Kata Yehuda, “Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita” (Kej. 37:26-27). Yusuf dijual kepada orang-orang Ismael dari Midian (Kej. 37:28). Ismael adalah putra Abraham melalui Hagar, dan Midian adalah putra Abraham dari Ketura, istrinya yang terakhir. Baik orang-orang Ismael maupun orang-orang Midian kedua-duanya mewakili daging nafsani. Kebencian itu bertalian dengan daging nafsani, dan daging nafsani bertalian dengan dunia yang diwakili oleh Mesir. Karena benci, saudara-saudara Yusuf menyerahkannya kepada daging nafsani dan daging nafsani membawanya turun ke Mesir. Tetapi Allah berkuasa atas segalanya.
Setelah kematian Rahel, hati Yakub tertambat sama sekali pada Yusuf. Siapa sangka dengan sekonyong-konyong dan sangat mengejutkan, Yusuf direnggut darinya. Putra-putra Yakub menipunya dengan meyakinkan bahwa Yusuf telah diterkam oleh binatang buas (Kej. 37:32-33). Mendengar berita ini, Yakub segera “mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinganggnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu” (Kej. 37:34). Tidak hanya ia diremukkan; ia bahkan telah dikupas habis-habisan sehingga tidak ada satu pun yang tinggal. Yakub menolak untuk dihibur dan berkata, “Aku akan turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati” (Kej. 37:35). Secara prinsip, cepat atau lambat, kita semua akan mengalami penanggulangan semacam ini. Janganlah takut terhadap kemungkinan ini. Yakub telah melewati jalan setapak yang pendek ini dan mengalami sengsara yang menjamah sampai di relung hatinya namun hal itu membuatnya menjadi matang. Tidak lama lagi, nasib yang mulia akan tiba!

Penerapan:
Melayani seorang akan yang lainnya seharusnya menjadi suatu bagian dari kehidupan kita bersama-sama. Praktek pelayanan kita harus menjadi seorang hamba, bahkan seorang budak. Perkara ini menurut Matius 20:26-27. Orang-orang yang besar di antara kita harus menjadi budak-budak bagi orang lain. Sedikitnya kita harus menjadi hamba-hamba bagi orang lain.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkau datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. Hari aku, kupersembahkan diriku dan waktuku untuk melayani-Mu, melayani saudara-saudara seiman, juga melayani orang yang berdosa. Jadikanlah aku berkat bagi orang lain.

No comments: