Hitstat

28 January 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 2 Senin

Yehuda dan Tamar (1)
Kejadian 38:6
“Sesudah itu Yehuda mengambil bagi Er, anak sulungnya, seorang isteri, yang bernama Tamar.”

Kisah dari pengalaman Yusuf yang dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya kemudian diselingi oleh Kejadian 38 yang menceritakan bagaimana Yehuda menempuh suatu kehidupan yang berkebalikan dengan Yusuf. Setelah menikahi seorang perempuan Kanaan, yakni anak Syua. Yehuda melahirkan tiga anak laki-laki, Er, Onan, dan Syela. Yehuda kemudian mengambil bagi Er seorang isteri yang bernama Tamar. Tetapi Er jahat di mata Tuhan, sehingga Tuhan membunuh dia. Lalu Yehuda menyuruh Onan untuk membangkitkan keturunan bagi kakaknya, tetapi Onan juga ternyata berlaku jahat di mata Tuhan dan Tuhan membunuh dia. Lalu berkatalah Yehuda kepada Tamar: “Tinggallah sebagai janda di rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu besar” (Kej. 38:11). Sementara itu matilah anak Syua isteri Yehuda. Setelah Syela besar, ternyata Yehuda tidak juga memberikan Tamar kepadanya. Ketika dikabarkan kepada Tamar bahwa bapa mertuanya sedang di jalan ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya, duduklah Tamar di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna dengan bertelekung dan berselubung. Ketika Yehuda melihat Tamar, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, dan Yehuda menghampiri dia dengan bayaran seekor anak kambing.
Hawa nafsu selalu membuat orang menjadi kabur, tidak jelas, bahkan dapat membuat orang menjadi buta. Jangan mengira diri kita lebih kuat daripada Yehuda. Kalau kita lengah sedikit saja, hawa nafsu dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa, bahkan dosa yang keji sekalipun. Kita perlu berjaga-jaga senantiasa di dalam roh yang berdoa karena lawan kita, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Ptr. 5:8).

Yehuda dan Tamar (2)
Kej. 38:24, 26; Gal. 5:19-21

Setelah menghampiri Tamar, yang ia sangka sebagai perempuan sundal, tiga bulan kemudian Yehuda mendengar kabar bahwa Tamar mengandung. Mendengar itu meluaplah amarah Yehuda dan berkata, “Bawalah perempuan itu, supaya dibakar” (Kej. 38:24). Waktu dibawa, Tamar menunjukkan barang-barang milik Yehuda, yang dititipkan kepadanya sebagai jaminan seekor anak kambing, upah persundalannya. Melihat itu, Yehuda berkata, “Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku” (Kej. 38:26).
Pada waktu Tamar hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar dalam kandungannya. Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: “Inilah yang lebih dahulu keluar.” Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: “Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar,” maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah. Melalui peristiwa ini, perbuatan daging Yehuda akhirnya tersingkap dengan sangat jelas.
Dalam Galatia 5:19-21, dosa-dosa daging tercantum demikian jelas, “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, percekcokan, perpecahan, kedengkian, bermabuk-mabukan, pesta pora, dan sebagainya.” Jika seseorang ingin mengetahui apakah dirinya bersifat daging atau tidak, ia cukup melihat apakah ada perbuatan daging itu pada dirinya atau tidak. Asalkan ia melakukan salah satu di antaranya, sudah cukup memastikan diri sebagai manusia karnal, bahkan lebih daripada cukup. Jadi, dengan satu perbuatan daging saja, cukup membuktikan adanya daging itu.
Walaupun dalam pandangan kita ada dosa yang kelihatannya keji, ada pula yang nampaknya lebih “beradab”, tetapi dalam pandangan Allah, semua dosa itu berasal dari satu akar, yaitu daging. Karena itu, tidak peduli daging yang keji atau daging yang beradab, semua sama saja. Sekarang, marilah kita berdoa di hadapan Allah, mohon Allah mencelikkan mata kita, agar kita mengenal diri kita sendiri. Semoga kita merendahkan diri karena dosa-dosa ini; semoga kita berdoa hingga mencucurkan air mata, dan berduka karena dosa-dosa itu. Semoga kita dapat berdoa sampai hati kita terbakar, dan sudi menghapus semua perkara-perkara yang bersifat daging itu, agar Allah merahmati kita.

Penerapan:
Hari ini, hubungan antar lawan jenis begitu kendor dan bebasnya, khususnya di masyarakat perkotaan yang modern. Pengaruhnya, banyak anak-anak Tuhan yang pergaulannya juga tanpa pembatasan, baik dalam pembicaraan, berpakaian, berpacaran, dan lain sebagainya, layaknya orang-orang duniawi. Sebagai umat Kerajaan Surga, kita tidak boleh memberi kesempatan kepada daging (Rm. 13:14)

Pokok Doa:
Ya Tuhan, janganlah biarkan aku jatuh ke dalam pencobaan, karena aku ini lemah adanya. Jagalah agar jalanku lurus, dan didiklah aku hidup menurut perasaan hayat di dalamku. Berilah aku tenaga untuk menjauhi dosa dan kecemaran dunia. Amin.

No comments: