Hitstat

20 March 2008

Markus Volume 2 - Minggu 1 Jumat

Dua Macam Perhentian
Matius 11:29-30
Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab gandar yang Kupasang itu menyenangkan dan beban-Ku pun ringan.

Ayat Bacaan: Mat. 11:29-30; Mzm. 42:6; Flp. 2:6-8

Perhentian adalah keadaan yang didambakan oleh setiap orang, namun kita selalu mengira bahwa Allah tidak berkenan kepada kita, karena itu kita harus melakukan sesuatu yang baik, agar dapat diperkenan oleh-Nya. Tetapi Tuhan Yesus memanggil kita adalah untuk mendapatkan perhentian, bukan untuk bekerja. Asal kita datang kepada-Nya, pasti mendapatkan perhentian. Yang ingin Dia berikan kepada kita adalah perhentian. Dia bukan menyuruh kita untuk bersusah payah bekerja.
Mengapa Tuhan Yesus bisa memberikan perhentian, tanpa mengharuskan manusia bekerja lebih dulu? Hal itu pasti karena Tuhan Yesus telah merampungkan semua pekerjaan yang diperlukan. Dia telah menyelesaikan pekerjaan penebusan dosa, pekerjaan penghakiman manusia di depan Allah, pekerjaan pembenaran manusia, sehingga kita dapat memperoleh hidup yang kekal. Sekarang, yang perlu kita lakukan adalah datang kepada-Nya dan mendapatkan perhentian (Mat. 11:28).
Perhentian seperti yang diuraikan di atas adalah perhentian jenis pertama, perhentian yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen. Selain itu, Alkitab memberitahu kita ada pula perhentian yang khusus, perhentian jenis kedua, yakni perhentian yang kita dapatkan tatkala kita memikul gandar yang Tuhan pasangkan bagi kita. Walau kita sudah beroleh keselamatan, seringkali jiwa kita masih tertekan dan gelisah (Mzm. 42:6). Jika kita ingin mendapatkan perhentian jiwa, ada dua perkara yang harus kita perbuat. Pertama, memikul gandar Tuhan; kedua, belajar kepada Tuhan. Gandar di sini adalah kehendak atau amanat yang Dia ukurkan bagi kita.
Hari ini Tuhan menghendaki kita memikul gandar-Nya, tidak saja terhadap perkara besar dalam seumur hidup kita, juga terhadap perkara kecil dalam hidup sehari-hari kita. Selain itu, kita juga perlu belajar kepada Tuhan (Flp. 2:6-8). Jika kita berkata kepada Tuhan, “Aku rela memikul gandar-Mu, aku mau berdiri pada kedudukan yang Kau atur”, maka kita pasti akan memiliki perhentian dan sukacita. Semoga mulai hari ini, kita mau menerima gandar yang berasal dari tangan Tuhan itu dan memikulnya dengan lemah lembut dan rendah hati.

No comments: