Hitstat

24 March 2008

Markus Volume 2 - Minggu 2 Selasa

Cara Allah dalam Memilih Kita
1 Korintus 1:27
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.

Ayat Bacaan: Mrk. 3:14-19; 1 Kor. 1:27; 2 Kor. 5:16

Ketika kita mempertimbangkan kepada siapa akan kita serahkan suatu pelayanan dalam gereja, seolah-olah tidak ada seorang pun yang memenuhi syarat. Mengapa? Karena kita mempertimbangkan latar belakang seseorang. Kalau saja Tuhan Yesus lebih dulu mengadakan uji kelayakan terhadap kedua belas rasul secara demikian, siapakah yang bisa terpilih? Matius tentu akan tersingkir. Bagaimana bisa Tuhan memilih seorang pemungut cukai menjadi salah seorang dari kedua belas rasul?
Menurut nalar kita, Tuhan seharusnya memilih seorang ahli Taurat. Tetapi Tuhan tidaklah demikian. Salah seorang dari orang-orang yang Dia pilih justru adalah seorang pemungut cukai yang hina dan direndahkan orang. Hampir semua murid yang Dia pilih seolah tidak berkualifikasi, karena latar belakang mereka yang sepertinya kurang terpelajar (Mrk. 3:14-19). Kita perlu belajar dari Tuhan bahwa pandangan alamiah itu berbeda dengan pandangan rohani. Dalam pandangan rohani-Nya, kita semua berharga, bersyarat, dan layak dikasihi.
Puji Tuhan! Dia menentukan pilihan-Nya atas kita semua bukan menurut pertimbangan atas latar belakang kita yang buruk, melainkan menurut pandangan rohani-Nya. Hari ini, jika kita dengan pandangan alamiah melihat kaum beriman di dalam kehidupan gereja, maka kita akan merasa bahwa kitalah satu-satunya orang yang layak melakukan hal-hal tertentu. Ketika kita membutuhkan lebih banyak orang untuk melayani, kita mungkin melakukan seleksi demikian, “Ya, orang ini baik dalam hal-hal tertentu, namun ia tidak cukup bagus.” Akhirnya, menurut pandangan alamiah kita, hanya kita sendirilah satu-satunya yang memenuhi syarat. Saudara saudari, kalau demikian maka sebenarnya kitalah satu-satunya orang yang tidak layak berada dalam pelayanan itu.
Segala sesuatu yang Tuhan perbuat adalah di dalam Roh. Pemilihan-Nya atas kita pun sepenuhnya berada di dalam Roh. Prinsip ini seharusnya kita terapkan baik dalam kehidupan gereja dan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, marilah kita belajar menerima dan memperlakukan orang menurut pandangan rohani, bukan menilai mereka menurut pandangan alamiah kita yang sangat terbatas (2 Kor. 5:16).

No comments: