Hitstat

23 March 2008

Markus Volume 2 - Minggu 2 Senin

Bersatu dengan Tuhan dan Kehendak-Nya Melalui Berdoa
Lukas 6:12
Pada hari-hari itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.

Ayat Bacaan: Mrk. 3:7-15; Luk. 6:12; Gal. 2:19-20

Setelah melayani orang-orang yang dengan tulus menjamah Dia secara langsung dengan menyembuhkan mereka dari berbagai penyakit dan melepaskan mereka dari kuasa roh-roh jahat (Mrk. 3:7-12), akhirnya Yesus naik ke atas bukit. Markus 3:13-15 memberi tahu kita bahwa tujuan Tuhan naik ke atas bukit adalah untuk memanggil orang-orang tertentu dan menjadikan mereka rasul-rasul-Nya bagi penyebaran pelayanan Injil-Nya.
Menurut catatan Lukas 6:12, sebelum Tuhan menetapkan rasul-rasul-Nya, di atas bukit itu Dia berdoa semalam-malaman kepada Allah. Tuhan tidak menetapkan rasul-rasul-Nya menurut kesukaan atau keinginan-Nya sendiri, melainkan menurut perkenan Bapa. Keesokan harinya, setelah Dia jelas akan kehendak Bapa, barulah Dia menetapkan kedua belas rasul. Karena itu penunjukkan-Nya terhadap kedua belas rasul itu pastilah menurut jawaban, keputusan, dan perintah Bapa.
Apakah yang bisa kita pelajari dari teladan Tuhan di sini? Berdoa sebelum melakukan sesuatu. Apabila kita melihat ada saudara atau saudari tertentu yang lemah, terhimpit masalah, atau sakit, apakah yang harus kita lakukan? Secara alamiah, kita mungkin sangat ingin melakukan sesuatu baginya sesuai dengan keperluannya. Namun dalam menghadapi situasi ini, kita harus belajar terlebih dahulu datang kepada Tuhan dan berdoa, “Tuhan, saudaraku sakit parah. Apakah yang hendak Kaulakukan melalui aku?” Bila kita berdoa terlebih dahulu demikian, maka perhatian kita terhadap saudara itu bukan menuruti keinginan alamiah kita, melainkan menurut pimpinan dan perkenan Tuhan. Doa yang demikan membuat pelayanan kita selaras dengan kehendak Tuhan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu berlatih hidup bersama Tuhan. Kita mungkin telah hafal firman yang berbunyi, “Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Namun begitu kita masuk ke dalam kesibukan rutin kita, Kristus tidak ada di sana. Sehari suntuk kita sibuk melakukan ini dan itu, dan Tuhan Yesus seakan lenyap di tengah kesibukan kita. Kalau demikian halnya pengalaman kita, maka sekali lagi kita perlu bertobat karena telah gagal membiarkan Dia hidup melalui kita.

No comments: