Hitstat

09 May 2008

Markus Volume 3 - Minggu 4 Sabtu

Jalan Untuk Mengalami Pembaruan Pikiran
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya Allah dan sempurna.

Ayat Bacaan: Rm. 12:1-2; Ef. 6:17-18; Yoh. 17:17; Ef. 5:26

Pikiran yang tidak diperbarui tidak bisa percaya, mengenal Allah, dan memiliki banyak keraguan. Dia meragukan kuasa, hikmat, dan juga kasih Allah. Ketiga hal ini menunjukkan sikapnya terhadap Allah. Dia meragukan kuasa Allah, merasa ragu apakah Allah mampu; dia meragukan hikmat Allah, kalau-kalau Allah salah; dan meragukan kasih-Nya, tidak yakin bahwa Allah benar-benar mengasihi. Kalau pikiran kita setiap hari terbuka terhadap Allah, kita akan menerima banyak terang. Pikiran kita perlu diterangi Allah untuk menerima sesuatu dari Allah secara pribadi.
Apabila pikiran kita tidak diperbarui, kita tidak akan dapat mengenal kehendak Allah. Meskipun dengan bantuan logika kita dapat menarik suatu kesimpulan, namun kita tetap tidak dapat mengenal kehendak Allah. Dari negara-negara Eropa dan Amerika, banyak siaran-siaran langsung dipancarkan melalui gelombang radio ke segala penjuru dunia dan diusahakan mencapai jarak yang paling jauh. Tetapi mengapa di sini kita tidak dapat menangkap siaran-siaran itu? Karena kita kekurangan radio-radio penerima yang kuat. Demikian pula, kehendak Allah sudah sangat jelas, namun karena pikiran kita belum diperbarui, kita tidak dapat mengenal kehendak Allah dengan jelas.
Bagaimanakah caranya agar pikiran kita dapat diperbarui? Pertama-tama kita harus mempersembahkan diri kita kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup (Rm. 12:1). Hanya mereka yang telah mempersembahkan diri kepada Tuhan yang pikirannya dapat diperbarui. Persembahan diri yang demikian memberi kedudukan bagi Tuhan untuk bekerja di dalam kita, terutama dalam memperbarui pikiran kita oleh Roh-Nya yang diam di dalam kita.
Setelah mempersembahkan diri, kita perlu datang kepada firman Tuhan untuk menerima terang-Nya. Setiap kali kita membaca firman Tuhan dan membaurkannya dengan doa dan permohonan (Ef. 6:17-18a), tidak hanya roh kita dikenyangkan, pikiran kita pun diterangi, diperbarui, dan dikuduskan (Yoh. 17:17; Ef. 5:26). Praktek yang demikian akan memberikan kesempatan bagi Tuhan Yesus untuk memperluas diri-Nya dari roh kita ke pikiran kita, sehingga pikiran kita diperbarui dan dapat mengenal kehendak Allah dengan tepat.

No comments: