Hitstat

13 May 2008

Markus Volume 4 - Minggu 1 Rabu

Kebodohan Terbesar
Markus 8:36-37
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Ayat Bacaan: Mrk. 8:36-37; Luk. 12:20; Yoh. 6:27; Kol. 3:1-2; 2 Kor. 4:18

Memperoleh seluruh dunia pada zaman ini tetapi kehilangan nyawa (soul-life, hayat jiwa, RcV) pada zaman yang akan datang, sungguh adalah perkara yang serius. Kalau kedua hal itu dibandingkan, maka “nyawa” betapa jauh lebih bernilai daripada “seluruh dunia ini”. “Seluruh dunia”, bukan sedikit uang, sedikit harta kekayaan, pun bukan sedikit ilmu pengetahuan, sedikit kedudukan atau kekuasaan, melainkan “seluruh dunia”, tidak dapat dibandingkan dengan hayat jiwa seseorang. Tidak ada satu benda pun di dunia ini yang patut mengganti hayat jiwa seseorang.
Dewasa ini, betapa banyak orang yang meremehkan atau mengabaikan keselamatan jiwa mereka. Demi mengejar sedikit kepuasan materi, ada orang tidak memusingkan keselamatan hayat jiwanya. Demi mengejar sedikit kilauan emas, hidupnya pun dikorbankan. Banyak orang rela menukar hayat jiwanya untuk kemakmuran, kemajuan, tabungan, pengetahuan, posisi, ketenaran, dan kekayaan. Tetapi tidak peduli berapa tingginya harga suatu barang di dunia ini, harga itu tetap terlampau murah untuk hayat jiwa manusia. Oleh sebab itulah Tuhan Yesus bersabda: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?” (Mrk. 8:36). Semua kemakmuran yang ada di seluruh dunia tidak dapat dibandingkan dengan nilai dari satu jiwa.
Berusaha memperoleh seluruh dunia namun mengabaikan kenikmatan yang penuh dari hayat jiwa kita pada zaman yang akan datang merupakan kebodohan yang terbesar! Tuhan sendiri menyebut orang yang demikian sebagai orang bodoh (Luk. 12:20). Saudara saudari, marilah kita bekerja untuk makanan yang tidak dapat binasa (Yoh. 6:27). Marilah kita mencari dan memikirkan perkara-perkara yang di atas (Kol. 3:1-2). Mengapa? Karena semua hal yang di bumi, semua hal yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal (2 Kor. 4:18). Berapa banyakkah waktu yang kita sediakan untuk mencari perkara-perkara yang kekal? Berapa banyakkah waktu yang kita berikan bagi Tuhan untuk mengisi wadah kita? Jumlah waktu yang kita berikan kepada Tuhan akan menunjukkan di mana hati kita dan prioritas hidup kita.

No comments: