Hitstat

16 May 2008

Markus Volume 4 - Minggu 1 Sabtu

Dengarkanlah Dia!
Markus 9:7-8
Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan ..., mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.

Ayat Bacaan: Mrk. 9:7-8; Kis. 3:22; Ibr. 1:2; Luk. 10:39; 1 Sam. 15:22; Pkh. 5:1

Kristus adalah penggenapan dari Perjanjian Lama yang terdiri dari Hukum Taurat dan para nabi. Dalam Perjanjian Lama, Musa mewakili Hukum Taurat dan Elia mewakili para nabi. Ketika Yesus berubah rupa di atas gunung, Musa dan Elia juga ada di sana. Tetapi setelah Bapa mengumumkan bahwa Yesuslah Anak yang Ia kasihi dan bahwa murid-murid harus mendengarkan Dia, tinggallah Yesus seorang diri di sana (Mrk. 9:7-8). Allah menyingkirkan Musa dan Elia, tidak meninggalkan seorang pun selain Yesus sendiri. Hukum Taurat dan para nabi adalah bayangan dan nubuat, bukan realitasnya. Realitasnya adalah Kristus. Kini, karena Kristus ada di sini, bayangan dan nubuat tidak diperlukan lagi. Tidak ada seorang pun selain Yesus sendiri yang boleh tinggal dalam Perjanjian Baru.
Dalam rencana Allah hari ini, Kristus adalah pemberi Taurat yang hidup, Dia adalah pemberi Taurat yang menyalurkan diri-Nya ke dalam kita. Jadi, Kristus adalah Musa yang sejati. Kristus juga adalah nabi yang sejati. Elia merupakan lambang dari Kristus, nabi yang sejati (Kis. 3:22). Jadi, Kristus yang ada di dalam kita tidak hanya menyalurkan hukum hayat kepada kita, tetapi juga berbicara bagi Allah kepada kita (Ibr. 1:2).
Yang penting di sini adalah sikap kita. Allah Bapa mengatakan, “...dengarkanlah Dia!” (Mrk. 9:7-8). Kita perlu mendengarkan Dia, bukan orang lain atau diri kita sendiri. Kita tidak seharusnya mendengarkan pada apa yang kita pikirkan, bayangkan, atau kasihi. Kita seharusnya hanya mendengarkan Kristus, karena hanya kepada Dialah Allah Bapa berkenan. Tuhan lebih suka kita mendengarkan Dia (Luk. 10:39), supaya kita dapat mengenal keinginan-Nya, daripada melakukan banyak hal bagi-Nya tanpa mengetahui kehendak-Nya (lihat 1 Sam. 15:22; Pkh. 5:1). Tuhan tidak peduli dengan kesibukan kita; Dia menginginkan setiap orang yang mengasihi Dia itu tenang, duduk bersama-Nya, mendengarkan Dia, dan berkonsentrasi pada pembicaraan-Nya. Biasanya kita lebih banyak bicara, atau lebih banyak bekerja. Tetapi di sini Allah menghendaki kita mendengarkan Dia. Sebelum kita bicara dan bekerja, marilah kita di pagi hari melatih roh kita guna mendengarkan Dia berbicara lebih dulu kepada kita melalui firman-Nya.

No comments: