Hitstat

23 May 2008

Markus Volume 4 - Minggu 2 Sabtu

Toleransi di Antara Kaum Beriman
Markus 9:40-41
Siapa saja yang tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.

Ayat Bacaan: Mrk. 9:39-41; Rm. 14:1-13

Ketika Yohanes melihat ada seorang lain yang mengusir setan demi nama Yesus, berkatalah ia kepada Tuhan untuk menegurnya, karena orang tersebut bukan salah satu di antara mereka (Mrk. 9:38). Bagaimanakah reaksi Tuhan terhadap usul Yohanes? Tuhan malah berkata, “Jangan kamu cegah dia!...” (Mrk. 9:39). Di sini kita melihat toleransi Hamba-Penyelamat terhadap kaum beriman-Nya yang berbeda dari mereka yang dekat dengan Dia, khususnya di dalam pelayanan Injil. Sikap Tuhan di sini berlawanan dengan sikap Yohanes yang tergesa-gesa dan meledak-ledak.
Yohanes berperilaku seperti orang yang menanggulangi orang lain. Tetapi perkataan bijak Hamba-Penyelamat memalingkan dia dan murid-murid lainnya untuk menjadi orang yang peduli terhadap yang lain. Hal ini menyiratkan bahwa semua kaum beriman berada di bawah perawatan Tuhan karena semua adalah milik Dia. Jangankan dalam hal mengusir setan, bahkan memberikan secangkir air pun akan diberi pahala oleh Dia, asalkan perbuatan itu dilakukan di dalam nama-Nya dan menurut kehendak-Nya (Mrk. 9:40-41).
Dalam Roma 14 kita nampak bagaimana sikap kita seharusnya terhadap seorang saudara yang berbeda pandangan dengan kita. Andaikata hari ini kita berjumpa dengan orang Kristen yang sedikit berbeda dengan kita dalam hal pandangan dan prakteknya, bagaimana reaksi kita? Mungkin kita merasa enggan untuk menyapa dia. Namun, beginilah perintah Allah: “Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya... siapakah engkau, sehingga engkau menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri... Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi!” (ayat 1, 4, 13). Inilah kelapangan dada dan toleransi yang perlu dimiliki setiap orang Kristen!
Allah tidak mengatasi masalah perbedaan di antara anak-anak-Nya dengan cara memisahkan kita satu dengan yang lain, melainkan menghendaki kita belajar saling mengasihi, saling mendoakan, tenggang rasa, dan sabar. Inilah sikap yang diperlukan untuk menjaga kesatuan di antara kaum beriman.

No comments: