Hitstat

30 May 2008

Markus Volume 4 - Minggu 3 Sabtu

Hidup Berdamai Seorang akan yang Lain
Markus 9:50b
Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.

Ayat Bacaan: Mrk. 9:50; Ibr. 12:14; Mat. 5:9

Perkataan kesimpulan Tuhan dalam Markus 9:50 merupakan perkara yang sangat penting. Arti yang utama dari bagian ini bahwa kita seharusnya hidup berdamai satu dengan yang lain. Salah satu faktor yang menyebabkab terjadinya perpecahan di antara orang Kristen hari ini adalah yang seorang tidak dapat hidup damai dengan yang lain. Di dalam Markus 9:50 Tuhan berkata, “Hendaklah kamu senantiasa mempunyai garam dalam dirimu dan hidup damai seorang dengan yang lain.” Dengan melihat kondisi hari ini, sulit untuk mengatakan bahwa kaum beriman hidup damai seorang dengan yang lain. Hal ini sungguh berlawanan dengan kehendak Tuhan.
Alasan kaum beriman tidak hidup damai seorang dengan yang lain adalah karena adanya kesombongan, menganggap diri sendiri lebih penting dan berpikir diri sendiri lebih besar daripada yang lain. Akibatnya orang lain menjadi tersandung karena pintu bagi musuh untuk memanfaatkan anggota-anggota tubuh kaum beriman yang penuh dengan nafsu menjadi terbuka. Akhirnya mayoritas kaum beriman menjadi tersandung. Di manakah ada orang Kristen yang tidak pernah tersandung baik oleh orang lain atau oleh perbuatan mereka sendiri? Kondisi ini sungguh merugikan kehidupan dalam Tubuh Kristus.
Untuk menempuh kehidupan gereja yang wajar, kita perlu hidup dengan damai terhadap orang lain. Hubungan kita dengan orang lain haruslah dalam damai sejahtera. Kita harus menjadi orang yang membawa damai di antara orang-orang (Ibr. 12:14, Mat. 5:9), harus mengejar damai dengan semua orang. Ini berarti kita harus berusaha memelihara situasi damai dengan setiap orang, hidup dalam damai dengan orang lain. Di satu pihak kita harus berusaha untuk mengejar damai, di aspek yang lain kita tidak boleh mengorbankan kebenaran. Damai selalu berhubungan dengan kebenaran. Jika perkataan kita tidak benar, tidak digarami sehingga tidak membangun orang lain, maka sulit sekali mempertahankan damai dengan orang lain. Pengalaman membuktikan bahwa tutur kata yang tidak tepat merupakan penyebab utama hilangnya damai di antara kaum beriman. Oleh sebab itu, untuk hidup yang damai dengan orang lain, diperlukan penanggulangan yang tuntas atas tutur kata kita.

No comments: